Spanyol Longgarkan Pembatasan Sosial, Warga Diharuskan Bekerja

VIVA Militer: Militer Spanyol berjaga di rumah sakit darurat Barcelona
Sumber :
  • The Daily Beast

VIVA – Negara di Eropa yang kini tengah menjadi episentrum dunia wabah mematikan virus Corona COVID-19, Spanyol pada Senin, 13 April kemarin sudah mulai meregangkan pembatasan sosial yaitu masyarakatnya sudah diharuskan untuk bekerja kembali.

Langkah ini diambil oleh pemerintah sayap kiri Spanyol setelah melihat tingkat kematian akibat virus itu menurun selama dua minggu terakhir. Alhasil para pekerja konstruksi dan pekerja lainnya kembali bekerja setelah dua minggu melaksanakan lockdown.

Korban tewas di Spanyol memperlihatkan tren penurunan pada  Senin kemarin dengan jumlah 517 orang meninggal. Namun data juga menunjukkan bahwa kasus infeksi positif dikonfirmasi tengah naik menjadi 3.477 sejak 20 Maret menjadi 169.496 kasus.

"Kami tidak dalam fase de-eskalasi. Keadaan darurat masih berlaku dan demikian juga lockdown. Satu-satunya hal yang berakhir adalah periode hibernasi ekonomi ekstrem selama dua minggu,” tutur Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez yang juga disadur dari Independent pada Selasa, 14 April 2020.

“Pengurungan umum akan tetap menjadi aturan selama dua minggu ke depan. Satu-satunya orang yang diizinkan adalah mereka yang akan melakukan pekerjaan resmi atau melakukan pembelian resmi,” tambahnya.

Hal itu juga akhirnya membuat pihak kepolisian membagikan jutaan masker di Stasiun Kereta Api dan Halte Bus pada hari Senin kemarin. Sementara itu, menteri dalam negeri Spanyol, Fernando Grande-Marlaska memperingatkan kesehatan para pekerja harus menjadi prioritas perusahaan tempatnya bekerja.

“Kesehatan pekerja harus dijamin. Jika ini terpengaruh minimal, aktivitas tidak dapat dimulai kembali.”

Untuk diketahui, selama dua minggu terakhir, di Spanyol hanya pekerja di sektor-sektor penting saja seperti kesehatan, polisi dan tentara yang diizinkan untuk pergi bekerja.

Hal ini mengikuti kebijakan yang diambil oleh pemerintah Italia. Setelah melihat penurunan tingkat kematian di negeri pizza itu, tindakan lockdwon sedikit dilonggarkan dengan mengizinkan sejumlah toko kecil untuk buka kembali. Tetapi, negara itu masih menerapkan lockdown sampai 3 Mei mendatang.

Ditentang WHO

Namun, kebijakan yang diambil oleh pemerintah Spanyol ini mendapat penentangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apabila pembatasan sosial ini dicabut terlalu cepat “gelombang kedua” merebaknya COVID-19 bisa akan terjadi.

Begitu pun yang dikatakan oleh seorang profesor epidemologi dari Universitas Barcelona yang telah memberikan masukan untuk pemerintah tentang cara menangani wabah ini. Dia juga mengatakan bahwa beberapa pejabat tadinya belum berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum keputusan itu diambil.

"Adalah logis untuk mencoba untuk kembali normal dalam semua kegiatan ekonomi tetapi ini harus disertai dengan sistem yang baik untuk mendeteksi dan memperlakukan sistem baru yang terjadi,"