Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

JAKARTA – Ketika COVID-19 bertransisi menjadi endemi, para pakar kesehatan di dunia kini bersiap menghadapi potensi pandemi baru. Pakar kesehatan menyebut penyakit potensial pandemi ini yang dikenal sebagai "Disease X (Penyakit X)". 

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Dikutip laman Live Mint, pakar memperingatkan bahwa virus baru ini dapat memberi dampak serupa dengan Flu Spanyol yang menghancurkan pada tahun 1918-1920. Pakar kesehatan mengimbau agar waspada tentang “Disease X”, sebuah istilah yang diciptakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Scroll lebih lanjut ya.

Para pakar lantas memperingatkan, potensi pandemi baru ini mempunyai kapasitas untuk mengakibatkan kematian 20 kali lebih banyak dibandingkan virus corona. Pandemi COVID-19 dimulai pada tahun 2020 dan secara tragis telah merenggut nyawa lebih dari 2,5 juta orang di seluruh dunia. Berikut adalah 10 poin teratas tentang Disease X, dikutip laman Live Mint.

Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

Mematikan Dibanding COVID-19 dan Flu Spanyol

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Dalam wawancara dengan Daily Mail, Kate Bingham, yang menjabat sebagai ketua Satuan Tugas Vaksin Inggris dari Mei hingga Desember 2020, menyatakan keyakinannya bahwa Disease X diperkirakan jauh lebih berbahaya daripada COVID-19.

Berdasarkan perkiraan para ahli, Disease X berpotensi mengakibatkan kematian hingga 50 juta orang. 

“Biar saya jelaskan begini: pandemi flu pada tahun 1918-19 menewaskan sedikitnya 50 juta orang di seluruh dunia, dua kali lebih banyak dari jumlah korban tewas pada Perang Dunia I. Saat ini, kita bisa memperkirakan jumlah kematian serupa yang disebabkan oleh salah satu dari sekian banyak virus yang sudah ada. ada," katanya kepada Daily Mail.

Menanggapi Disease X, Bingham menegaskan, dunia harus mempersiapkan upaya vaksinasi massal dan memberikan dosis dalam waktu singkat. Ia mengungkapkan bahwa meskipun para ilmuwan telah mengidentifikasi 25 keluarga virus yang mencakup ribuan virus individual, ia berpandangan bahwa masih ada jutaan virus yang belum ditemukan, dan virus-virus tersebut berpotensi berkembang menjadi pandemi.

"Kita beruntung dengan adanya COVID-19, meskipun faktanya penyakit ini menyebabkan 20 juta atau lebih kematian di seluruh dunia. Intinya adalah sebagian besar orang yang terinfeksi virus berhasil pulih. Bayangkan Penyakit X sama menularnya dengan campak dengan tingkat kematian akibat Ebola [67%. Di suatu tempat di dunia, hal ini terus terjadi, dan cepat atau lambat, seseorang akan mulai merasa sakit," kata dia 

Penyebab Penularan Disease X

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Meningkatnya wabah ini, menurut Bingham, disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang berkumpul di daerah perkotaan. Dia juga menekankan bahwa perusakan jutaan hektar habitat alami setiap tahunnya berkontribusi terhadap peningkatan ini.

"Alasan ini sangat penting, karena sekitar tiga perempat penyakit menular yang muncul berasal dari hewan dan kemudian berpindah dari satu spesies ke spesies lain hingga, dalam keadaan tertentu, dapat menginfeksi manusia," sambungnya.

Pencegahan Lebih Baik

Ilustrasi masker untuk mencegah penularan Virus Corona COVID-19.

Photo :
  • Pixabay

Menurut Bingham, salah satu tindakan awal yang perlu diambil adalah mengalokasikan sumber daya keuangan yang diperlukan. Bingham berkata bahwa kerugian moneter akibat tidak adanya tindakan pencegahan akan sangat besar. Bahkan, bahkan COVID-19 - virus yang lebih ringan dibandingkan Penyakit X - berhasil membuat kita harus menanggung kerugian sebesar $16 triliun baik dalam bentuk output yang hilang maupun pengeluaran kesehatan masyarakat.

Mengenai vaksin untuk Penyakit X, saat ini belum ada vaksin yang disetujui. Namun demikian, Bingham menggarisbawahi pentingnya para ilmuwan mengembangkan kumpulan prototipe vaksin yang berbeda untuk setiap keluarga virus yang mengancam. Dia menekankan bahwa hanya langkah awal dalam pemberian vaksin yang dapat membantu menargetkan ciri-ciri spesifik Disease X.

Bingham menjelaskan tentang strategi portofolio, vaksin untuk melawan berbagai aspek virus. Dia menjelaskan dengan mengatakan bahwa jenis vaksin yang berbeda merangsang respons kekebalan yang berbeda.

"Dan oleh karena itu memberikan tingkat perlindungan yang berbeda," imbuhnya.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa kemampuan manufaktur sangat bervariasi antar negara dan wilayah. Beberapa format vaksin mungkin cocok untuk produksi skala besar, sementara format lainnya mungkin lebih mudah diproduksi di negara-negara dunia ketiga. 

"Ketiga, kita perlu mengatasi kekurangan vaksin yang ada saat ini, yang tidak semuanya tahan lama, mudah diangkut, atau murah. Keempat, para peneliti harus didorong untuk menguji teknologi dan pendekatan baru terhadap desain vaksin, yang berpotensi menghasilkan vaksin yang lebih efektif dan efisien di masa depan," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya