Perang Makin Menakutkan, Ibu Hamil di Rusia Berbondong-bondong ke Argentina untuk Melahirkan

Perang Ukraina dan Rusia
Sumber :

VIVA Dunia – Tak lama setelah Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, wanita Rusia yang hamil berbondong-bondong masuk Argentina untuk mencari tempat tinggal baru.

Salah satunya Alla Prigolovkina dan suaminya, Andrei Ushakov, yang memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka di Sochi, Rusia.

Ushakov saat itu sempat ditahan karena memegang tanda bertuliskan "Damai", dan Prigolovkina, seorang instruktur ski yang sedang hamil, khawatir akan dibunuh. Rencana awalnya adalah tetap tinggal di Eropa, tetapi sentimen anti-Rusia membuat mereka putus asa.

“Kami memilih Argentina karena memiliki semua yang kami butuhkan, alam yang fantastis, negara yang luas, pegunungan yang indah,” kata Prigolovkina, dikutip dari AP, Jumat, 24 Februari 2023.

Selama setahun terakhir, otoritas imigrasi Argentina telah memperhatikan penerbangan dengan puluhan orang Rusia yang hamil, dan berfokus pada penerimaan paspor Argentina.

Diketahui, semua anak yang lahir di Argentina secara otomatis menerima kewarganegaraan dan mempercepat proses orang tua untuk mendapatkan izin tinggal dan, setelah beberapa tahun, para orang tua mendapatkan paspor mereka sendiri.

Yang terpenting, buklet biru tua memungkinkan masuk ke 171 negara tanpa visa, sebuah rencana cadangan yang diyakini orang Rusia dapat berguna di masa depan yang tidak menentu.

Karena sanksi dari berbagai negara soal invasi brutal Moskow, orang Rusia juga kesulitan membuka rekening bank di negara asing.

Menurut angka resmi, sekitar 22.200 orang Rusia memasuki Argentina selama setahun terakhir, termasuk 10.777 wanita yang berada dalam tahap lanjut kehamilan.

Setelah penyelidikan, pejabat Argentina menyimpulkan bahwa wanita Rusia, umumnya dari latar belakang kaya, memasuki negara itu sebagai turis dengan rencana melahirkan, mendapatkan dokumentasi dan paspor kemudian pergi.

Lebih dari separuh orang Rusia yang memasuki negara itu pada tahun lalu, 13.134, sudah keluar, termasuk 6.400 wanita.

“Kami mendeteksi bahwa mereka tidak datang untuk melakukan pariwisata, mereka datang untuk melahirkan dan memiliki anak,” kata Florencia Carignano, direktur migrasi nasional Argentina.

Meskipun Argentina umumnya memiliki proses imigrasi yang relatif permisif, penangkapan baru-baru ini terhadap dua tersangka mata-mata Rusia yang memiliki paspor Argentina di Slovenia menimbulkan kekhawatiran di negara Amerika Selatan itu, di mana para pejabat memperkuat kontrol imigrasi.

"Kami membatalkan residensi orang Rusia yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar daripada di dalam," kata Carignano, yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa paspor Argentina tidak lagi memiliki kepercayaan yang dinikmati di semua negara.

Otoritas imigrasi juga meminta sistem peradilan untuk menyelidiki lembaga yang diduga menawarkan bantuan kepada perempuan Rusia yang ingin melahirkan di Argentina.

Tidak jelas berapa banyak wanita yang telah meninggalkan Rusia untuk melahirkan pada tahun lalu, tetapi masalahnya cukup besar sehingga anggota parlemen di Moskow bulan ini mengajukan pertanyaan apakah mereka yang memilih melahirkan di luar negeri harus dicabut dari dana bersalin yang diterima semua ibu Rusia, yang merupakan keuntungan finansial hampir $8.000 atau Rp121,5 juta untuk anak pertama dan sekitar $10.500 atau Rp159,4 juta untuk anak kedua.

"Tidak ada diskusi tentang apakah pemerintah akan memotong dana bersalin bagi ibu Rusia yang melahirkan di luar negeri," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Fenomena ini juga tidak sepenuhnya baru, sebelum perang Rusia-Ukraina, wanita Rusia adalah bagian dari gelombang turis kelahiran di AS dan banyak broker yang membayar puluhan ribu dolar untuk mengatur dokumen perjalanan, akomodasi, dan rawat inap rumah sakit mereka.