Pendukung Thaksin Tuntut PM Abhisit Mundur

Sumber :

VIVAnews - Ribuan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Sinawatra berunjuk rasa di jalanan kota Bangkok pada Rabu, 25 Februari 2008. Demonstran yang tergabung dalam Persatuan Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD) ini menuntut perdana menteri baru, Abhisit Vejjajiva untuk mundur dari jabatannya.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan pakaian merah ini menilai pemerintah baru Thailand merupakan boneka tentara. Mereka mengancam akan menduduki kantor perdana menteri selama tiga hari menjelang pertemuan pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Summit) yang akan digelar di Hua Hin, Jumat mendatang.

"Kami tidak termakan usaha kepala pemerintahan Thailand untuk meraih simpati dunia internasional dengan mengunjungi beberapa negara, kami menyadari kediktatoran terselubung pemerintahan ini," kata pemimpin UDD Jakrapop Penkhair seperti dimuat laman stasiun televisi BBC.

Para pemrotes ini lalu berjalan kaki menuju kantor Abhisit. Mereka memotongi rintangan kawat berduri sambil bersama-sama menyerukan penolakan terhadap pemerintah. Ratusan polisi anti-huru-hara mengawal para demonstran. Meski unjuk rasa berlangsung damai, militer Thailand menyatakan 2.000 prajurit disiagakan untuk menjaga protes ini.

Abhisit menyatakan ia tidak gentar menghadapi tuntutan para demonstran. Ia juga menolak memindahkan kantornya ke Gedung Parlemen. "Kalau perlu saya akan berjalan kaki melewati mereka," kata Abhisit seperti dimuat harian Bangkok Post edisi Rabu, 25 Februari 2009.

Sejak Thaksin digulingkan pada 2006, politik Thailand tidak pernah benar-benar stabil. Dalam pemilihan umum yang dilaksanakan satu tahun setelah tentara menjalankan pemerintahan transisi, pendukung Thaksin meraih suara terbanyak dan membentuk pemerintahan koalisi.

Akhir tahun lalu, pengunjuk rasa dari Partai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menduduki sejumlah kantor pemerintahan dan Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. Tampuk kepemimpinan pun pindah ke tangan Abhisit.