Obama Ingin AS-Kuba Jalin Hubungan Baru
VIVAnews - Presiden Barack Obama, mengatakan ingin menjalin awal baru bagi hubungan Amerika Serikat (AS) dan Kuba, Jumat 18 April 2009. Selain itu, Obama menginginkan kemitraan sejajar dengan semua negara di kawasan Amerika Latin.
Obama mengatakan hal tersebut di hadapan 34 pemimpin negara Amerika Latin dan Karibia dalam Konfrensi Amerika di Port of Spain, Trinidad dan Tobago.
"AS mencari permulaan baru dengan Kuba," kata Obama, seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC. "Saya tahu perjalanan untuk mengatasi ketidakpercayaan masih panjang, tapi ada langkah-langkah kritis yang bisa kita ambil untuk menuju hari yang baru," kata Obama.
Kuba sendiri tidak hadir dalam pertemuan itu meski para pemimpin negara Amerika Latin itu telah meminta negara komunis tersebut untuk kembali berkomitmen.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyambut tawaran berunding dari Presiden Kuba, Raul Castro, dengan mengatakan bahwa kebijakan AS pada masa George W. Bush terbukti gagal. Kamis lalu, Castro mengatakan bahwa dia siap berunding tentang berbagai isu dengan AS, termasuk hak asasi manusia, tawanan politik, dan kebebasa pers. Pernyataan Castro diungkapkan setelah AS melonggarkan embargo dengan mengizinkan pendatang Kuba mengunjungi kerabat mereka di Kuba dan mengirim uang ke Kuba dengan prosedur yang lebih mudah.
Sebelum berbicara di depan para delegasi, Obama berjabat tangan dengan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, dalam pertemuan mendadak. Chavez, salah seorang pengkritik pemerintahan Bush, tersenyum dan berjabat tangan dengan Obama. "Saya menyalami Bush dengan tangan ini delapan tahun lalu. Saya ingin jadi teman Anda," kata Chavez kepada Obama, seperti dikutip dari pernyataan resmi pers kepresidenan Venezuela. Obama lalu mengucapkan terima kasih. "Kejadian itu sangat, sangat singkat," kata seorang pejabat pemerintah AS.