Negara-negara Barat Boikot Konfrensi Rasisme

Sumber :

VIVAnews - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan membuka Konfrensi Internasional Anti Rasisme di Jenewa, Swiss, Senin 20 April 2009 waktu setempat (Senin sore WIB). Namun konfrensi yang terakhir kali berlangsung delapan tahun lalu itu tanpa kehadiran Amerika Serikat (AS) dan enam negara lain, yang sengaja melakukan boikot.

Mereka khawatir bahwa konfrensi itu akan dimanfaatkan negara-negara Islam, yang bakal menuntut kecaman atas Israel sekaligus melarang kritik tajam atas Islam.

Kantor Kepresidenan AS, Gedung Putih, Sabtu pekan lalu menyatakan bahwa mereka "dengan menyesal" memboikot konfrensi yang bakal berlangsung selama satu pekan. Saat digelar di Durban, Afrika Selatan 2001, Konfrensi Anti Rasisme selalu disambut dengan polemik dan konflik politik.

Selain AS, sejumlah negara lain yaitu Belanda, Jerman, Australia, Kanada, Israel, dan Italia ikut memboikot konfrensi. "Saya sebenarnya ingin terlibat dalam suatu konfrensi yang berguna, yang menyikapi isu-isu rasisme dan diskriminasi di penjuru dunia yang terus berlangsung," kata Obama di sela-sela Konfrensi Tingkat Tinggi negara-negara se-Amerika di Trinidad dan Tobago, Minggu 19 April 2009.  

Namun, menurut Obama, pemerintah AS masih kurang berkenan dengan rancangan deklarasi PBB yang akan dibahas di Jenewa, terutama di kalimat "mengutarakan pertentangan atas Israel dalam cara-cara yang seringkali benar-benar hipokrit dan kontra produktif."
 
Sejumlah negara Eropa lain juga masih pikir-pikir untuk mengirim delegasi ke konfrensi itu. Inggris, misalnya, hanya akan mengirim sejumlah diplomat kendati khawatir bahwa pertemuan itu akan menjadi forum untuk menyerang Israel.

Namun, pemimpin umat Katolik se-dunia, Paus Benediktus XVI, menyayangkan aksi boikot AS dan sejumlah negara Barat. Konfrensi itu padahal diperlukan untuk menghapuskan sikap tidak toleran dari sisi ras di penjuru dunia.

Kekecewaan juga diutarakan PBB "Saya terkejut dan sangat kecewa oleh AS," kata Ketua Komisi HAM PBB, Navi Pillay, yang menjadi tuan rumah konfrensi. 

Sementara itu, Iran justru mengirim Presiden Mahmoud Ahmadinejad ke konfrensi itu. Dia dijadwalkan mendapat giliran berpidato di hari pertama konfrensi. (AP)