Tentukan Nasib Ekonomi Yunani, Warga Ikut Referendum
Minggu, 5 Juli 2015 - 16:37 WIB
Sumber :
- REUTERS/Jean-Paul Pelissier
VIVA.co.id - Hari ini menjadi momen yang paling menentukan bagi warga Yunani. Sebab, hari ini mereka mendatangi tempat pemungutan suara untuk mengikuti referendum.
Baca Juga :
Stasiun berita Al Jazeera, Minggu, 5 Juli 2015 melansir pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat. Hasil referendum akan diumumkan pada Minggu malam sekitar pukul 21.00. Diprediksi ada sekitar 11 juta warga Yunani yang ikut referendum.
Dalam referendum ini, warga diminta untuk menjawab apakah rancangan kesepakatan yang diserahkan oleh Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa dan Badan Keuangan Internasional (IMF) ke kelompok Euro pada Kamis, 25 Juni 2015 lalu dan terdiri dari dua bagian harus diterima. Dua dokumen yang diajukan oleh negara pihak pemberi pinjaman yakni berisi reformasi penyelesaian program ekonomi yang ada saat ini dan selanjutnya untuk masa mendatang serta analisa awal keberlanjutan hutang.
Warga Yunani hanya diminta untuk mengisi kolom apakah mereka setuju atau tidak. Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, mendorong warganya agar menolak paket kebijakan yang ditawarkan tiga institusi itu.
Jika dia memiliki dukungan dari rakyat sendiri, maka pemerintahan sayap kirinya memiliki daya tawar yang kuat ketika menggelar dialog dengan institusi pemberi pinjaman internasional. Sementara, data saat ini yang dimiliki oleh BBC, Yunani sudah berhutang kepada beberapa institusi senilai 323 miliar Euro.
Jika dia memiliki dukungan dari rakyat sendiri, maka pemerintahan sayap kirinya memiliki daya tawar yang kuat ketika menggelar dialog dengan institusi pemberi pinjaman internasional. Sementara, data saat ini yang dimiliki oleh BBC, Yunani sudah berhutang kepada beberapa institusi senilai 323 miliar Euro.
Dalam survei opini yang digelar pada Jumat kemarin, referendum tersebut mengakibatkan Yunani terpecah dua. Sebanyak 41,5 persen mengatakan mereka akan menerima paket dana talangan terbaru yang ditawarkan oleh tiga institusi tadi. Sementara sebanyak 40,2 persen mengaku mereka akan memilih tidak setuju dengan paket kebijakan itu.
Survei turut menunjukkan sebanyak 10,9 persen warga tetap belum menentukan pilihan. Sementara, sisa responden lainnya mengatakan mereka akan abstain atau membiarkan kertas suara kosong.
Pada Jumat lalu lebih dari 25 ribu warga Yunani menyambut baik dorongan Tsipras dalam aksi unjuk rasa. Sementara di tempat berbeda, aksi unjuk rasa tandingan yang diikuti 22 ribu mendukung agar Yunani mendukung dua proposal yang disodorkan oleh tiga institusi keuangan kepada pemerintah. Mereka mengaku tak ingin kembali ke mata uang lama Yunani, drachma, dan tetap ingin berada di dalam Zona Euro.
Selain di Yunani, aksi unjuk rasa juga sempat terjadi di Dublin, Irlandia dan Istanbul, Turki. Ratusan pengunjuk rasa juga berbaris di ibukota Lisbon, Portugal, untuk menunjukkan dukungan menentang langkah penghematan yang sebelumnya diajukan pemerintah.
Sebelumnya, Yunani gagal membayar tunggakan yang sudah jatuh tempo ke IMF. Perekonomian Yunani kini berada di ambang kehancuran. Dua dana talangan senilai 240 miliar Euro tidak mampu menyelamatkan perekonomian negara tersebut. Alhasil, selama enam tahun, warga Yunani harus berjuang melawan krisis, termasuk memangkas anggaran pengeluaran dan jumlah pengangguran yang kian meningkat.
Tsipras mengatakan suara rakyat dibutuhkan untuk memaksa pemberi pinjaman menerima tuntutan kunci dia untuk mengeluarkan Yunani dari krisis. Namun, kemungkinan jika sebagian besar warga Yunani menolak paket kebijakan pemberian dana talangan, maka mereka akan keluar dari Zona Euro.
Para pemimpin Uni Eropa sebelumnya telah memperingatkan hal itu. Ketua Komisi UE, Jean-Claude Juncker, telah memberikan peringatan bagi Yunani di Brussel, posisi negoisasi Yunani justru akan kian melemah jika sebagian besar warga memilih menolak paket kebijakan dana talangan. Kalaupun warga Yunani bersedia untuk menerima paket kebijakan tersebut, mereka pun tetap akan berada dalam situasi yang sulit.
Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, pada Sabtu kemarin mengatakan kepada harian Spanyol, El Mundo, apa yang dilakukan oleh negara pemberi pinjaman hanya mencoba menebar benih ketakutan di saat warga mengikuti referendum.
"Mengapa mereka memaksa kami untuk menutup bank-bank? Tentu untuk membiarkan agar ketakutan tetap hidup di pikiran warga dan menyebarkan ketakutan juga disebut aksi teror," ujar Varoufakis seperti dikutip BBC.
Dia pun menambahkan, tidak ada alasan hukum yang jelas bagi UE untuk menendang Yunani dari Zona Euro. Varoufakis juga beralasan jika sebagian besar warga Yunani memilih tak setuju terhadap proposal kebijakan itu, bukan berarti Yunani akan meninggalkan UE. (one)