Pembantaian Orlando, Trump Tegaskan Larang Muslim Masuk AS

Kondisi pasca penembakan di Pulse Club di Orlando, Florida, AS.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menegaskan kembali akan sikapnya untuk melarang warga Muslim memasuki negaranya. Pernyataan itu dilontarkan Trump menyusul penembakan brutal di suatu klub gay di Kota Orlando akhir pekan lalu, yang menewaskan 50 orang.

Melalui postingan ke akunnya di Twitter, seperti dikutip dari situs Channel News Asia, Senin, 13 Juni 2016, Trump juga mengaku sebelumnya telah memprediksi akan adanya serangan teror di AS.

"Apa yang terjadi di klub malam Orlando baru permulaan. Kepemimpinan kita lemah, pengecut dan tidak efektif. Saya akan menyerukan kembali larangan masuk bagi warga Muslim (untuk datang ke AS). Meskipun itu sulit dalam pelaksanaannya," kata Trump.

Ia pun meminta Presiden Barack Obama untuk mengundurkan diri dari jabatannya, karena tidak menyebutkan kata-kata "radikal Islam" dalam pernyataannya ketika menanggapi pembantaian di Orlando yang menewaskan 50 orang.

"Karena para pemimpin kita yang lemah, maka saya mengatakan hal ini akan terjadi dan akan bertambah buruk. Saya telah mencoba untuk menyelamatkan nyawa dan serangan teroris berikutnya," ujar Trump.

Tak hanya itu. Miliarder asal New York ini mengatakan akan menyampaikan pidatonya dalam menanggapi serangan, melalui kampanyenya yang akan disampaikan pada Senin dalam menangani keamanan nasional dan menanggapi kritik atas saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

(ren)