Nelayan Filipina Tolak Bentuk Milisi Maritim

Personel Angkatan Laut Filipina.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Sekelompok nelayan di pesisir Laut Filipina Barat menolak gagasan pembentukan Satuan Tugas Nasional yang menempatkan mereka sebagai garda terdepan dalam mengamankan wilayah perairan.

Tak hanya teritorial laut, mereka juga akan bertanggung jawab mengamankan dari gangguan Milisi Nelayan dan Pasukan Penjaga Pantai China.

Salah seorang nelayan, Reynaldo Bico (48) menegaskan, bahwa pembentukan Milisi Maritim tidak berdasar. Pasalnya, Angkatan Laut dan Penjaga Pantai Filipina yang harus mengambil peran mengamankan wilayah perairan serta menyelamatkan nelayan dari agresivitas China.

"Kami berlaut untuk mencari nafkah, bukan untuk patroli di perairan teritorial kami," kata Bico seperti dikutip situs Inquirer, Selasa, 28 Juni 2016.

Bico, yang juga kapten kapal nelayan Anna Marie mengungkapkan, mereka tidak dimintai pendapat soal rencana pembentukan Satgas Nasional/Milisi Maritim tersebut. Sehingga, ia meyakini nelayan lokal lainnya akan menolak.

"Kami tidak mampu melawan penjaga pantai China. Kami tidak terlatih untuk melakukannya dan itu bukan tugas kami," ujarnya menambahkan..

Sementara, Jim Amora (42) nelayan lain yang satu kampung dengan Bico, juga mengatakan hal yang sama. Ia menyebut rencana pemerintah Filipina untuk melatih mereka sebagai Milisi Maritim justru akan menempatkan hidup mereka dalam bahaya. "Kami memahami kekhawatiran militer. Tapi kami tidak mampu untuk mengambil peran itu. Harusnya beberapa lembaga pemerintah kita lah yang harus melakukan," kata Amora.

Ia pun semakin khawatir bahwa China akan mengubah sikapnya menjadi makin agresif jika Milisi Maritim Filipina terbentuk. "Kami akan lebih baik sebagai nelayan biasa saja," ujarnya menegaskan.

Bico dan Amora adalah sebagian nelayan Filipina yang mengeluh tentang tindakan agresif dari patroli China, termasuk dengan sengaja menyeruduk kapal ikan mereka.

Wilayah Scarborough Shoal menjadi perebutan antara Filipina dengan China. Pulau kecil itu berada di 370 kilometer Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina, dan bagian dari Laut China Selatan atau Manila menyebutnya sebagai Laut Filipina Barat.

Sebelumnya, Kepala Staf Komando Luzon Utara, Letnan Jenderal Romeo Tanalago, saat konferensi pers pada Sabtu lalu, di Provinsi Tarlac, mengumumkan akan dibentuk Satgas Nasional yang menempatkan nelayan sebagai garis depan kekuatan maritim Filipina sebagai penegasan atas hak wilayah.

(mus)