Update di Medsos, Bahayakan Militer Filipina di Marawi

Tentara Filipina di Marawi City.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Militer Filipina hingga kini masih terlibat dalam pertempuran sengit melawan militan di Kota Marawi. Namun, penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab tanpa disengaja ternyata membahayakan nyawa prajurit.

Juru Bicara Militer, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera mengatakan streaming langsung dan unggahan dari warga sipil ke media sosial sementara militer sedang melakukan operasi di kota mereka, dapat menimbulkan risiko bagi tentara yang terlibat.

Dia mengatakan, para ekstremis yang mengepung bagian Marawi memantau media sosial untuk mencoba dan mendapatkan keuntungan di garis depan. "Ini memengaruhi lokasi, memengaruhi strategi tentara kita dan juga dapat memberi kesempatan bagi musuh untuk menemukan dan mengetahui situasi," kata Herrera, dikutip Channel News Asia, Senin 19 Juni 2017.

Awak media di lokasi juga telah memantau secara ketat mengenai konflik dari markas besar ibukota provinsi di Marawi. Secara natural, media sosial telah menjadi alat penting untuk menyebarkan perkembangan.

Penduduk setempat yang kebanyakan telah dievakuasi dari Marawi, masih sangat bergantung pada media sosial untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, dan terus mengikuti perkembangan berita.

"Saya mengecek keberadaan teman-teman apakah mereka masih hidup melalui obrolan grup via Facebook. Saya ingin tahu apakah mereka baik-baik saja," kata Hakim Ali, seorang siswa berusia 20 tahun.

ISIS dikenal karena meluasnya penggunaan internet untuk menyebarkan pesan dan menunjukkan bukti aktivitasnya di seluruh dunia. Salah satunya adalah majalah propaganda online, Dabiq, yang telah banyak menampilkan konflik Marawi dalam beberapa pekan terakhir.