Dari Belanda, Potret Perancang Garuda 'Pulang' ke Indonesia

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, (tengah) memegang lukisan Potret Sultan Hamid II.
Sumber :
  • KBRI Den Haag, Belanda

VIVA.co.id – Setelah puluhan tahun berada di Belanda, lukisan potret Sultan Hamid II – yang dikenal sebagai perancang lambang negara Garuda Pancasila – akan dikirim ke Indonesia. Serah terima dilakukan di Aula Nusantara, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag pada 4 Agustus 2017 lalu.

Menurut KBRI Den Haag, acara serah terima ini disaksikan langsung oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja. Lukisan bersejarah ini diserahkan sang pemilik Rosemarie Donkersloot, warga Belanda, kepada putra Sultan Hamid II, Syarif Max Yusuf Alkadrie.

Donkersloot mewarisi lukisan ini dari ibunya, yang merupakan teman studi Sultan Hamid II. Lukisan ini karya pelukis Peter Odijk dari Delf, yang melukis Sultan Hamid II sewaktu belajar di Royal Military School, Kota Breda, Belanda.

Sultan Hamid II juga dikenal sebagai Sultan Pontianak VIII, yang memerintah Kalimantan Barat pada tahun 1946 hingga 1950. Saat menghadiri Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Sultan Hamid membawa isteri dan anaknya, Max Alkadrie, ke Belanda. Setelah itu, isteri dan Max Alkadrie menetap di Belanda dan menjadi warga negara Belanda.

Banyak generasi muda sekarang yang tidak mengetahui bahwa Sultan Hamid II merupakan salah satu perancang lambang negara, Garuda Pancasila.

Pada kata sambutannya saat menerima lukisan Sultan Hamid II, Max Alkadrie menggambarkan betapa ayahnya adalah orang yang sangat mencintai Indonesia. Max juga menyampaikan akan memberikan tempat yang terhormat bagi lukisan diri Sultan Hamid II, yang tidak hanya dinikmati oleh keluarga Sultan Hamid II saja namun juga khalayak umum, khususnya seluruh warga negara Indonesia.

Selain penyerahan lukisan diri Sultan Hamid II, pada acara serah terima itu, Rosmarie Donkersloot juga menghadiahkan sebuah lukisan Pemandangan Tangkuban Perahu kepada Duta Besar Puja. Lukisan yang berumur 120 tahun itu merupakan kenang-kenangan ibunda Donkersloot saat mereka masih tinggal di Indonesia.

Dalam acara serah terima ini, Duta Besa Puja dalam sambutannya mengucapkan terima kasih untuk penghibahan lukisan Sultan Hamid II kepada ahli warisnya dan lukisan Pemandangan Tangkuban Perahu kepada KBRI Den Haag.

Duta Besar Puja menilai gestur baik dari Donkersloot sebagai upaya yang positif dalam meningkatkan people to people contact antara komunitas Indonesia dan Belanda, serta Diaspora Indonesia di Belanda.

Acara serah terima ini dihadiri sekitar 75 tamu undangan yang terdiri dari keluarga besar Sultan Hamid II, keluarga besar Rosemarie Donkersloot, media lokal dan media nasional, PPI Belanda serta tamu undangan. (ren)