Transportasi Publik Rawan Penyebaran COVID-19, Ini Saran IDI

Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Transportasi publik dinilai menjadi tempat yang paling rawan penyebaran COVID-19. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih.

Ia menyarankan masyarakat untuk menghindari penularan COVID-19 di transportasi publik. Menurutnya, dua hal yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 di area transportasi publik, yaitu menjaga perilaku pengguna dan menjaga lingkungan. 

"Untuk pengguna transportasi publik, harus benar-benar fit dan sehat. Untuk tetap sehat, kita perlu istirahat yang cukup, tidak berkerumun selama berada di dalam transportasi publik, dan mematuhi aturan 3M, yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan," kata Daeng, Kamis, 17 September 2020. 

Baca juga: Mahfud MD Ajak Masyarakat Gunakan Vaksin Alami Cegah COVID-19

Sementara itu, lanjut Daeng, untuk operator penyelenggara transportasi harus melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana transportasi secara berkala, mengatur keluar masuk penumpang sehingga tidak terjadi penumpukan, serta mematuhi protokol pencegahan COVID-19. 

“Keduanya, pengguna transportasi publik maupun operator harus sama-sama berkomitmen untuk menjadikan transportasi publik sebagai sarana transportasi yang sehat,” ujarnya. 

Sebagai informasi, hingga Kamis, 17 September 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 3.635 orang sehingga total kasus COVID-19 sebanyak 232.628 orang.

Sementara itu, pasien sembuh bertambah 2.585 orang. Dengan demikian, total kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia hingga saat ini sebanyak 166.686 orang.

Adapun yang meninggal dunia akibat wabah tersebut, tercatat meningkat sebanyak 122 orang. Dengan demikian, total yang meninggal dunia akibat COVID-19 sebanyak 9.222 orang