TNI-Polri Kumpulkan 1000 Ketua RT se-Jakarta Barat, Ada Apa?

Seluruh ketua RT se-Jakarta Barat dikumpulkan
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie S. Latuheru dan Komandan Kodim 0503/JB Kolonel Inf. Dadang Ismail Marzuki mengumpulkan 1.000 ketua RT se-Jakarta Barat di Lapangan Bola Tamansari, Jakarta Barat, Senin 18 Oktober 2020.

Pertemuan itu dikarenakan, pihaknya mendapatkan kabar warga di Jakarta Barat akan melakukan perlawanan kepada para perusuh demo. Sehingga, pihaknya tidak mau itu terjadi dan meminta kepada ketua RT dan Camat untuk imbau warganya.

"Kita samakan presepsi dengan Pak Dandim jangan sampai ada bentrok antar warga. Jadi kami samakan persepsi, sudah warga jaga rumahnya masing-masing aja, nanti kami TNI Polri yang jaga di luar. Kami yang jaga di luar," ujar Audie, Senin 19 Oktober 2020.

Baca juga: Temuan Ini Buat Polisi Curiga Pelajar Difasilitasi Demo Omnibus Law

Audie mengingatkan kepada warganya untuk antisipasi perusuh yang masuk ke lingkungannya ketika demo berujung rusuh. Pasalnya, aparat kepolisian tidak mau melakukan tindakan salah tangkap gara-gara perusuh masuk ke pemukiman warga.

"Juga kita sampaikan kepada warga mana pengunjuk rasa dan mana perusuh. Tadi saya sampaikan kepada mereka, apa yang dibawa mereka itu mengidentifikasi mereka. Kalau yang dibawa itu spanduk, toa dan bendera itu pengunjuk rasa. Kalau yang dibawa bom molotov ya perusuh," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi warga Jakarta Barat yang diwakili oleh ketua RT dan Camat yang sudah mau menjaga lingkungan rumahnya masing-masing. Sebab, bisa saja para perusuh ini menyerang pemukiman warga.

"Kita ambil pengalaman dari daerah lain dan kejadian di Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Mereka (warga) akan menjaga rumahnya masing-masing. Kita sepakat seperti itu," ujarnya.

Sementara itu, Kolonel Dadang menambahkan, dari pengalaman demo berujung kerusuhan, banyak fasilitas umum yang dirusak oleh para perusuh. Ia pun tidak mau ada kelompok anarko melakukan perusukan lagi pada fasilitas umum.

"Masyarakat yang kita libatkan RT RW untuk mampu mengimbau warganya supaya tidak usah turun ke jalan, dan mengingatkan siswa untuk di rumah saja, tidak ikut aksi sehingga kita lebih bisa membedakan," ujar dia.

Pasalnya, berkaca dari pengalaman demo sebelumnya, aparat penegak hukum sangat sulit membedakan mana masyarakat sekitar lingkungan, mana pelaku perusuh.

"Kita kemarin repot mau membedakan masyarakat sekitar dan mana peserta aksi pendemo susah sekali. Artinya untuk jaga keamanan kita bersama," lanjut Dandim. (ren)