Banjir Jakarta Dalam Angka Dikritik, Data Zaman Ahok Tak Dimasukkan

Penampakan banjir di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • VIVA/Vicky Fajri

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merilis data penanganan dan sebaran banjir Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Ada data lima tahun belakangan banjir Jakarta berikut sebaran titik banjir, warga yang mengungsi banjir hingga korban jiwa.

Ada lima data banjir tahun terakhir yang ditampilkan Pemprov DKI, yakni 2 Februari 2002, 2 Februari 2007, 17 Januari 2013, 11 Februari 2015, 1 Januari 2020, dan 20 Februari 2021.

Berdasarkan data tersebut, banjir Jakarta pada Sabtu, 20 Februari 2021 lalu dilaporkan curah hujan 226 mm/hari yang menyebabkan 113 RW tergenang banjir dengan luas area tergenang 4 Km2 (berdasarkan penghitungan poligon luas area pada peta berbasis RT pada website pantaubanjir.jakarta.go.id).

Banjir pada Sabtu lalu dilaporkan tidak terdampak pada area-area strategis. Pengungsi banjir sebanyak 3.311 orang yang tersebar di 44 lokasi pengungsian. Sementara korban jiwa sementara hingga 21 Februari 2021 pukul 09.00 WIB sebanyak 5 orang. 

Pemprov DKI Jakarta mengklaim sebagian besar titik banjir yang terjadi pada Sabtu, surut mulai dalam waktu satu hari. Menengok data banjir pada tahun-tahun sebelumnnya, luas RW yang tergenang banjir di tahun 2021 ini jauh berkurang. 

Seperti data banjir tahun 2002, curah hujan tertinggi 168 mm/hari jumlah RW yang tergenang sebanyak 353 wilayah dengan jumlah pengungsi 154.270 orang dan korban jiwa 32 orang.

Banjir 2 Februari 2007, curah hujan 340 mm/hari dengan jumlah RW yang tergenang 955 dan pengungsi mencapai 276.333. Korban meninggal dunia 48 jiwa.

Sementara itu, data banjir 17 Januari 2013, curah hujan tertinggi 100 mm/hari tapi jumlah RW yang tergenang sebanyak 599 wilayah dan pengungsi 90.913 orang. Adapun jumlah korban jiwa 40 orang.

Selanjutnya data banjir pada 11 Februari 2015, curah hujan tertinggi 277 mm/hari dengan 702 RW tergenang dan 45.813 orang mengungsi, serta jumlah korban jiwa 5 orang.

Kemudian data tahun lalu, 1 Januari 2020, curah hujan yang turun lebih tinggi 377 mm/hari dan jumlah RW tergenang 390. Lalu korban jiwa 19 orang.

Data banjir Jakarta dalam angka yang diunggah Pemprov DKI Jakarta di akun Twitter resminya menuai kritik netizen. Sebab DKI tidak menampilkan data banjir yang utuh sebagai perbandingan luas wilayah di Jakarta yang terdampak banjir dari tahun ke tahun.

Data tersebut setidaknya tidak menampilkan data banjir Jakarta pada kurun waktu tahun 2016 hingga 2019 atau setidaknya data banjir Jakarta dibawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Berdasarkan data BPBD hingga Minggu sore, masih terdapat 15 RW terdampak banjir. Sementara jumlah pengungsi sebanyak 1.332 jiwa dari 384 KK, semuanya dari wilayah Jakarta Timur, dengan 9 lokasi pengungsian. 

Angka tersebut juga telah menurun dari Sabtu yang mencapai 3.311 jiwa pengungsi, tersebar di 44 lokasi pengungsian.

Gubernur Anies menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, baik dari jajaran Pemprov DKI, hingga warga dan lembaga sosial yang ikut berkolaborasi menanggulangi genangan dan banjir, serta membantu warga terdampak.

"Saya menyaksikan ada keluarga bawa kendaraan yang berhenti di lokasi genangan. Lalu menurunkan box makanan, menyerahkan dan lalu pergi lagi. Tanpa ada upacara, tanpa ada dokumentasi, semata-mata membantu saudara. Ini terjadi begitu banyak. Peristiwa ini menggambarkan bahwa begitu banyak orang baik yang membantu sesama di masa penuh cobaan sekarang ini. Apalagi kita dalam suasana pandemi," ujar Gubernur Anies.