- VIVA.co.id/Natania Longdong
Kenya – Banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat di Kenya telah merenggut nyawa 179 orang. Hal itu disampaikan oleh para pejabat setempat, pada Rabu, 1 Mei 2024.
“Banjir yang sedang berlangsung telah mengakibatkan 10 korban jiwa dalam 24 jam terakhir, sehingga menambah jumlah korban tewas terkait banjir nasional menjadi 179,” kata Isaac Mwaura, juru bicara pemerintah Kenya dalam sebuah pernyataan.
Ilustrasi mayat/jenazah.
- Pixabay.
Melansir dari Anadolu Ajansi, Kamis, 2 Mei 2024, Mwaura mengatakan di antara korban tewas terdapat 15 anak-anak dan 90 orang masih hilang.
Banjir juga menyebabkan pengungsian secara luas, memaksa 195.011 orang dari 31.341 rumah tangga mengungsi. Badan-badan bantuan yang bekerja sama dengan pemerintah Kenya telah menyediakan tempat berlindung, makanan, dan persediaan penting bagi mereka yang terkena dampak.
Beberapa penginapan wisata di Taman Nasional Maasai Mara Kenya terendam banjir, menyebabkan pengunjung terdampar.
Gambar udara yang diambil oleh tim penyelamat menunjukkan atap hotel dan kamp mewah terendam air.
Menteri Pariwisata Kenya Alfred Mutua mengatakan tim penyelamat berupaya mengevakuasi mereka yang terjebak, namun hujan yang terus turun menimbulkan tantangan besar.
Ilustrasi Banjir
- Pixabay/Mansi91
Banjir ini merupakan bagian dari krisis yang lebih besar di Afrika Timur, dengan Tanzania saja yang melaporkan lebih dari 150 korban jiwa sejak awal hujan lebat pada bulan Maret.
Selain itu, negara tetangga Rwanda telah melaporkan sedikitnya 10 korban jiwa akibat banjir.
Lebih dari 40 orang tewas pada hari Senin, 29 April 2024, akibat tanah longsor di Kabupaten Nakuru di Kenya. Kecelakaan itu terjadi di Mai Mahiu, terletak sekitar 60 kilometer (37 mil) barat laut ibu kota Nairobi.
