Djarot Kritik Pemerintah Latah Istilah Asing

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat membuka apel FKDM
Sumber :
  • Yasin Fadilah/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saeful Hidayat mengkritisi penggunaan istilah bahasa asing yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, hal itu akan melunturkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ibu masyarakat Indonesia.

"Kita ini kan, kehilangan Indonesia di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sudah mulai luntur. Contoh park and ride, jalur busway, MRT, lalu LRT macam-macam perlu diluruskan. Apa tidak bisa pakai Bahasa Indonesia?" ujar Djarot di Balaikota, Jakarta, Senin 25 April 2016.

Djarot juga mengkritisi pemerintah pusat yang seharusnya menjadi penjaga bahasa, malah menggunakan istilah asing dalam berbagai acara.

"Bukan apa-apa, bangsa yang besar harus mengahagai bahasa sendiri. Pemerintah pusat sekarang bikin acara pakai bahasa asing, padahal bisa diterjemahkan baik dengan bahasa indo. Contohnya Smart City, Go Green, Tax Amnesty," ujarnya.

Menurut Djarot, penggunaan bahasa Indonesia harus dibiasakan di ruang publik, agar tidak salah dimaknai generasi muda. Salah satu indikator, lanjutnya, adalah, nilai Ujian Nasional (UN) mata pelajaran bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan bahasa asing.

"Saya tanya Kepala Dinas Pendidikan, berapa nilai UN untuk pelajaran Bahasa Indonesia? Lebih rendah dibanding dengan bahasa asing. Ini tanda lunturnya bahasa Indonesia," ujarnya.

Djarot meminta, agar penggunaan istilah asing harus disertai dengan padanan bahasa Indonesia. Hal itu, agar penggunaan Bahasa Indonesia tidak terpinggirkan, terutama oleh generasi muda. (asp)