Bareskrim Bantah Penulisan 'Fitsa Hats' Kesalahan Penyidik

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Andrianto, di Jakarta pada Selasa, 16 Agustus 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA.co.id – Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Andrianto, angkat bicara soal penulisan 'Fitsa Hats' terkait Habib Chaidir Hasan Bamukmin dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Agus membantah kalau penulisan kalimat 'Fitsa Hats' itu terjadi karena kesalahan penyidik Kepolisian. Dalam proses BAP, penyidik melakukan pengetikan mengenai data yang disampaikan dari bersangkutan.

Setelah proses itu selesai, maka penyidik Kepolisian meminta orang yang sedang di-BAP untuk membaca ulang data yang diketik penyidik, apakah ada kekurangan atau ada kesalahan. Jika data itu benar maka yang bersangkutan diminta untuk menandatangani BAP tersebut.

"Itu bukan salah penyidik lah. Kan setelah BAP diketik, penyidik minta yang bersangkutan untuk membaca ulang. Apabila yang bersangkutan tidak mengoreksi, maka penyidik tidak berani mengubah," kata Agus Andrianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, 4 Januari 2016.

Namun, Agus enggan mau menyimpulkan ketika ditanya apakah ini karena kesalahan Novel yang kurang teliti atau bukan. "Saya tidak bilang ini (dia) salah. Dia kan baca lagi, ya berarti sudah benar paham. Penyidik tidak akan merubah yang dia tidak koreksi. Dan kalau sudah ditandatangan, penyidik tidak boleh merubah," ujar Agus.

Sebelumnya, terdakwa perkara dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menuding Habib Novel yang jadi saksi dalam persidangan dirinya malu karena bekerja di restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Pizza Hut.

Menurut Ahok, Habib Novel sengaja mengubah identitasnya dan pengalaman kerjanya dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena tidak mau disebut bekerja di perusahaan yang dimiliki oleh golongan yang tidak seiman.

Habib Novel disebut mengubah tulisan Pizza Hut menjadi Fitsa Hats. Ahok juga menuding Habib Novel malu bekerja di perusahaan asal Amerika Serikat itu lantaran merupakan perusahaan yang memiliki pemimpin kafir atau non muslim.

Novel Bamukmin telah membantah tudingan Ahok. Menurut Novel, pada saat itu, BAP terhadapnya memakan waktu cukup panjang. Selain itu, BAP bukan dibuat oleh dirinya sendiri, melainkan diketik oleh penyidik yang berwenang melakukan hal itu.

"Jadi saya di BAP sampai 10 jam. Kita periksa semuanya, tapi ternyata masih ada yang luput yaitu Pizza Hut. Nah, Ahok menuduh saya memanipulasi kata Pizza Hut sebenarnya," katanya. Ia pun berencana melaporkan Ahok atas pencemaran nama baik ini.

(mus)