Ahok Ingin Semua Saksinya di TPS Melek Isu di Lapangan

Calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (tengah).
Sumber :
  • Afra Augesti

VIVA.co.id – Calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menghadiri acara pembekalan saksi untuk pemilihan kepala daerah putaran kedua. Usai acara, Ahok memberikan komentarnya terkait materi yang diberikan untuk para saksi dari kubunya saat Pilkada DKI putaran kedua 19 April 2017 nanti.

Didampingi Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, Ahok menegaskan saksinya harus "melek" isu agar tidak mudah terprovokasi. Ahok juga menampik anggapan mengenai saksi yang dibayar hanya berdasarkan kontrak kerja saja. Ia menginginkan saksinya mampu menjadi kader militan.
 
"Kami sudah membicarakannya bersama Pak Fayakhun. Selama ini, kami dianggap mempunyai pola saksi pegawai kontrak, setelah itu (pilkada) selesai. Kami ingin saksi kami jadi kader militan," kata Ahok, Minggu, 2 April 2017, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat.
 
Menurut Ahok, bila saksi jadi kader militan, dia bukan sekedar saksi pengawas TPS, tapi dia harus mengikuti isu yang ada di lapangan. Seorang saksi harus mempunyai pengetahuan mengenai isu panas pilkada DKI Jakarta agar tak goyah ketika mereka mengawasi jalannya pemungutan suara di TPS.
 
"Karena kalau enggak (dikasih bekal) istilahnya nih saksi goyang (keyakinan) dia. Makanya harus dilatih dengan baik ngawasin TPS," katanya.
 
Selain itu, Ahok berharap hubungan antara pasangan calon dan para saksi dapat berlanjut, meski pilkada telah usai. Ia juga menyatakan mereka dapat menjadi Ketua RT, Ketua RW, hingga anggota DPRD apabila mereka mampu menyalurkan informasi dari masyarakat kepada pemerintah.
 
"Selesai pilkada, bukan bubaran. Saya kan udah punya nomer HP mereka. Silaturahimnya harus jalan dong. Golkar juga punya link yang baik. Mereka (saksi) tuh jadi agen-agen kami. Mengabarkan, memberikan informasi supaya kita bisa membantu masyarakat yang membutuhkan," kataya. (ren)