Berganti Perwira Polisi, Begini Nasib Kasus Akseyna

Akseyna Ahad Dori semasa hidup.
Sumber :
  • Facebook

VIVA.co.id – Mutasi atau pergantian jabatan terjadi pada sejumlah perwira di jajaran Polresta Depok. Salah satunya posisi pucuk di Satuan Reserse dan Kriminal yang sebelumnya diduduki Komisaris Teguh Nugroho yang kini dijabat oleh Komisaris Putu Kholis.    

Terkait hal itu, sederet kasus menonjol yang sempat menjadi atensi Teguh secara otomatis beralih ke Putu. Dari beberapa kasus yang ada, salah satu yang akan menjadi fokus utama Putu adalah mengungkap misteri kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa UI yang jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga, dekat Balairung kampus itu pada Kamis 26 Maret 2015.  

“Kasus Akseyna termasuk kasus atensi dan ini cukup menyedot perhatian masyarakat. Saya akan dalami progresnya karena setahu saya sudah ada tim khusus,” kata Putu pada VIVA.co.id, Jumat, 18 Agustus 2017.

Ketika disinggung apakah ada perkembangan atau bukti baru atas kasus tersebut, Putu mengaku hal itu masih dalam tahap penyelidikan. “Yang jelas kita tetap berupaya maksimal. Barang bukti baru belum ada,” ucap dia.

Kasus lainnya yang juga menjadi atensi Putu adalah memburu komplotan pencuri motor bersenjata api. Kasus ini dinilai menjadi atensi lantaran telah menimbulkan korban jiwa.

“Pada dasarnya saya meneruskan apa yang telah dilakukan Kompol Teguh dan juga tentunya saya berusaha mewujudkan Satreskrim Polresta Depok yang professional, modern dan terpercaya sesuai arahan bapak Kapolri, Kapolda dan Kapolres,” katanya.

Terkait kasus curanmor bersenpi  yang sebelumnya terjadi di wilayah Bojonggede dan Cinere, Putu mengaku pihaknya telah mengantongi wajah pelaku.

“Penyelidikan penembakan telah kita lakukan. Sudah ada mengarah pada para calon tersangka, termasuk sketsa sudah kita buat dan sudah menggali keterangan dari korban,” ujarnya.

“Namun karena kepentingan penyidikan, sketsa pelaku belum bisa kami tampilkan ke publik,” ucap dia.

Putu menambahkan, dari hasil penyelidikan sementara diketahui kasus tersebut dilakukan oleh kelompok berbeda. “Kemungkinan seperti itu, ini jaringan yang berbeda. Terkait proyektil atau jenis senjata yang digunakan kami masih mengunggu uji labfor. Ini tentunya jadi kasus atensi kami,” kata dia.

 Seperti diketahui, komplotan curanmor bersenjata api sempat berulah di kota Depok. Dalam aksinya, para pelaku bahkan tak segan-segan melontarkan peluru. salah satu korban bahkan tewas akibat aksi brutal tersebut. Ia adalah Ajun Komisaris Polisi (Purnawiran) Suharyanto, (63 tahun).

Warga Jalan Tiang II, Bojonggede itu menghembuskan nafas terakhir setelah sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Polri Kramatjati, akhir bulan lalu. Peluru pelaku menembus paru-paru korban setelah ditembak dengan jarak sekitar satu meter.

Selang beberapa minggu kemudian, kasus nyaris serupa terjadi di kawasan Cinere Depok. Korbannya kali ini adalah anak perwira polisi berpangkat Komisaris Besar. Berbeda dengan Suharyanto, korbannya yang satu ini selamat.