Sandiaga Usung Konsep 'Grand Bazaar' untuk Atasi Tanah Abang

Kepadatan di kawasan Pasar Tanah Abang akibat para pedagang kaki lima yang memenuhi badan jalan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai solusi untuk Tanah Abang, berupa penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) tak lagi cocok diterapkan saat ini. Solusi yang biasanya dilakukan oleh pemerintahan gubernur sebelumnya, dinilai tidak efektif, karena PKL yang telah ditertibkan tetap kembali berjualan.

"Terbukti penataan yang selama ini hanya melakukan pendekatan penertiban, tapi akhirnya berulang kembali," kata Sandiaga di Balai Kota, Jakarta, Senin 20 November 2017.  

Kendati demikian, Sandiaga meminta tak menyalahkan pemerintahan sebelumnya, dalam menangani masalah Tanah Abang. Sebab, Sandi menyebut setiap masa, mempunyai solusinya masing-masing.

"Buat saya sah-sah saja kalau bilang Tanah Abang ruwet, tapi jangan menyalahkan pemerintah sebelumnya. Saat itu ditanganinya mungkin cocok dengan pendekatan saat itu. Tapi dunia berkembang,” ujar dia.

Menurut Sandiaga, solusi yang dulu di zaman gubernur sebelumnya, mungkin belum cocok dengan kondisi sekarang.

Untuk solusi yang akan dihadirkan, kata Sandi, konsep besarnya memuliakan pejalan kaki, memastikan lapangan kerja tetap ada, ekonomi akar rumput terus berjalan, dan sistem transportasinya terintegrasi.

"Kami sudah punya konsepnya, sudah ciamik. Kalau secara long term, kami ingin kayak grand bazaar, Transit Oriented Development," kata dia.