Puan Pimpin Delegasi Indonesia di Sidang UNESCO

Menko PMK, Puan Maharani.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani memimpin delegasi Indonesia dalam sesi sidang pleno ke-204 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis. Sidang UNESCO yang dipimpin Lee Byong-hyun dari Korea Selatan serta Direktur Jenderal UNESCO yang baru terpilih, Audrey Azoulay, itu akan berlangsung dari 9-10 April 2018 di Paris.

Puan memimpin delegasi resmi Indonesia didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Dubes RI untuk Prancis/Wakil Tetap Republik Indonesia di Paris untuk UNESCO, serta Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di Paris untuk UNESCO. Dalam kesempatan itu, putri Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, itu menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan Indonesia di bidang pendidikan.

Di depan 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO lainnya, Puan mengungkapkan Indonesia sudah memprioritaskan pemerataan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pembentukan karakter. Pemerintah juga telah menerapkan kebijakan dan program pro-masyarakat miskin termasuk berinvestasi banyak untuk pengembangan pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlayani.

"Indonesia telah melakukan reformasi secara komprehensif terhadap kebijakan pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan, yang telah sejalan dengan strategi UNESCO 2016-2021. Namun, perlu digarisbawahi bahwa pendidikan tidak hanya harus membuat seseorang menjadi pandai, namun juga untuk membuat orang tersebut lebih berbudaya," kata Puan dalam keterangannya, Selasa, 10 April 2018.

Bagi Puan, budaya merupakan komponen kunci untuk membangun rasa hormat, toleransi, dan pengertian. Dia menekankan, UNESCO harus punya peran yang lebih strategis lagi. Bukan hanya untuk membantu negara-negara dalam melestarikan kebudayaan, tapi juga untuk mencapai perdamaian dan harmoni.

Sebelum mengikuti sidang, Puan mengunjungi Google Cultural Institute Paris terlebih dulu untuk meninjau kerjasama kebudayaan dengan Indonesia. Puan memuji upaya Google Cultural Institute yang telah melakukan pengarsipan digital atas karya seni dan warisan budaya dari seluruh dunia. Kerjasama ini tidak saja melindungi karya seni dan sastra serta artefak kekayaan budaya Indonesia, tetapi sekaligus mempromosikan kepada dunia.