Misteri Makam Tak Bertuan di Tol Semarang-Batang

Proses penggalian makam Klampisan yang terimbas tol Semarang-Batang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto.

VIVA - Pembongkaran kuburan tua berusia ratusan tahun yang terimbas tol Semarang-Batang di kampung Klampisan, kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang memunculkan fakta baru. Salah satunya banyak ditemukan makam tak bertuan atau tanpa nama oleh tim penggali kubur.

Makam tak bertuan itu terdeteksi oleh Paguyuban Ngarso selaku tim penggali. Dari 1.200-an makam yang telah terdeteksi ahli warisnya, mereka menemukan ratusan makam yang hanya berupa patok atau hanya sekadar gundukan tanah tanpa nama.

Rubiono selaku koordinator relokasi makam Klampisan mengaku banyaknya makam tak bertuan karena memang usia makam yang lebih dari seratus tahun. Makam Klampisan bahkan tecatat sebagai salah satu makam tertua di kawasan itu.

"Makam tanpa nama itu hanya tinggal patoknya saja atau istilahnya anonim. Jumlahnya terus bertambah bahkan 150 buah lebih," kata Rubiono kepada VIVA di sela penggalian makam, Kamis, 16 Agustus 2018.

Ia menyebut temuan makam anonim itu juga berkat ritual khusus oleh tim melalui doa-doa. Biasanya, melalui selamatan dan doa-doa itu tim diberi petunjuk adanya makam-makam yang belum terdeteksi oleh ahli waris sebelumnya.

"Yang anomim tetap kami gali, isinya apa saja nanti dilacak oleh tim pendeteksi. Kalau hanya tanah ya dikubur lagi. Kalau ada benda-benda lainnya juga dikuburkan lagi dengan layak," katanya.

Sejauh ini, Rubiono mengaku pembongkaran makam terimbas tol Semarang-Batang itu cukup lancar. Total 70 tim penggali dilibatkan untuk menyelesaikan pekerjaan selama sebulan ke depan.

Selain banyaknya makam tanpa nama, kendala teknis yang dikeluhkan para penggali adalah kontur tanah kuburan yang berupa wadas dan cukup keras. Kondisi itu membuat pekerjaan berjalan cukup lamban.

"Makanya makam harus disiram air dulu biar tanahnya tidak keras. Kalau bongkarnya acak dan tidak per ring, tanah yang naik akan menutup tanah yang tertimbun. Maka kami selesaikan per ring dengan maksud jangan sampai ketinggalan," imbuh dia.

Jika makam-makam di Klampisan sudah dibongkar, ia bilang nantinya direlokasi 50 meter ke lahan yang baru. Lahan makam yang baru dibuat seluas 12.000 meter persegi dari sebelumnya yang hanya 5.400 meter persegi.

Isom salah satu pekerja penggali makam, menyebut jika pada hari pertama relokasi sudah berhasil memindahkan 20 jasad ke lokasi baru. Ia dan tujuh temannya dari Kaliwungu Kendal memang sudah beberapa kali bekerja sebagai tim penggali kubur proyek tol Semarang-Batang.

"Sudah tiga kali mbongkar makam yang kena tol. Kami dibayar borongan sebelumnya di Kendal dua kali, " kata pia 55 tahun itu.

Sejauh ini, Isom mengaku belum mendapati hal-hal janggal dalam relokasi makam Klampisan. Namun ia membeberkan jika dua makam sebelumnya di Kendal kerap mendapati hal-hal yang cukup aneh.

"Pernah kami dalam satu makam mendapati 20 jasad yang masih utuh. Padahal jasadnya telah dikubur 73 tahun," katanya.

Sementara Muhammad, seorang mantan tukang bersih-bersih makam Klampisan menyebut jika makam Klampisan berusia lebih dari 300 tahun. Di makam itu juga terdapat satu kuburan veteran perang yang nisannya tertancap bendera Merah Putih.

"Veteran itu bernama Pak Suparno. Kami percaya di sini ada makam Mbah Nyai Klampis yang merupakan sesepuh makam. Tapi makamnya belum terdeteksi," ujar kakek 70 tahun itu.