Dubes RI: Tak Ada Uang Jaminan untuk Pembebasan Habib Rizieq

Rizieq Shihab, menurut pengacaranya, pernah mengatakan bahwa ia berharap jika pulang, disambut massanya bagai Ayatullah Khomeini. - Tubagus Aditya Irawan/Pacific Press/LightRocket v
Sumber :
  • bbc

Duta Besar RI untuk Arab Saudi menyebut tidak ada uang jaminan untuk membebaskan pimpinan Front Pembela Islam, Muhammad Rizieq Shihab yang sempat ditahan otoritas Saudi pada Senin (05/11) pukul 23.30 waktu setempat.

"Ya kita melakukan pendekatan karena kita tidak bisa mengintervensi masalah hukumnya. Jadi yang kita lakukan adalah pendampingan kekonseloran saja," ujar Dubes Agus Maftuh Abegebriel kepada Quinawati Pasaribu untuk BBC News Indonesia lewat sambungan telepon, Kamis (08/11).

Agus Maftuh menegaskan, yang dilakukan pihaknya adalah lobi-lobi dengan otoritas Saudi, tanpa menjelaskan dengan rinci .

Menurut Agus Maftuh, Rizieq Shihab diperiksa selama 28 jam dengan didampingi staf KBRI. Namun ia enggan mengungkapkan seperti apa pemeriksaan itu berlangsung dan pertanyaan apa saja yang dilancarkan otoritas Saudi kepada Rizieq Shihab.

Pihak KBRI, kata dia, hingga kini masih menunggu nota resmi dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi tentang kasus hukum apa yang menjerat Rizieq Shihab. Nota resmi tersebut dijanjikan akan dikirim secepatnya.

"Kami belum tahu terima nota resminya. Jadi kami nggak bisa menjawab dengan berandai-andai. Termasuk status hukum juga menunggu dari Saudi. Itu etika diplomatik yang harus kami pegang," jelasnya.

Maftuh berharap, Rizieq Shihab hanya terkena masalah atau izin tinggal. Jika seperti itu, maka KBRI tidak perlu mengirimkan pengacara.

Seperti diketahui, Rizieq keluar dari Indonesia sejak April 2017 dan memegang visa kedaluwarsa sejak 20 Juni lalu.

Dari informasi yang diperoleh KBRI, kata Agus Maftuh, Rizieq Shihab diperiksa dan sempat ditahan aparat Saudi terkait bendera hitam bertuliskan kalimat Tauhid yang terpampang di dinding kediamannya di Mekah.

Bendera yang dilaporkan mirip dengan bendera ISIS yang terpasang di dinding belakang rumahnya di Mekkah juga sudah dicopot.

"Pada prinsipnya KBRI akan memberikan pendampingan kepada siapapun tanpa memandang kelompok apa, partai apapun," jelasnya.

Berdasarkan penelusuran KBRI , diketahui tempat tinggal Rizieq di Mekah didatangi polisi pada Senin (05/11) sekitar pukul 08:00, "karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis" pada dinding belakang rumah Rizieq.

Sesudah diperiksa oleh kepolisian Mekah, pada pukul 16:00, Rizieq dibawa ke kantor polisi oleh kepolisian Mekah dan badan intelijen umum Saudi, Mabahis `Ammah, dan ditahan selama proses penyelidikan dan penyidikan.

Setelah itu, Rizieq diserahkan kepada Kepolisian Sektor Mansyuriah Kota Mekah keesokan harinya, Selasa pukul 16:00.

Lalu malam harinya, pada pukul 20:00, Rizieq dikeluarkan dari tahanan kepolisian dengan didampingi staf KJRI. Namun tak jelas apakah ada uang jaminan yang dibayarkan kepada otoritas Saudi.

Alumni 212: Ini rekayasa `intelijen hitam`

Sementara itu, Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, menampik keterangan yang menyatakan bahwa Rizieq Shihab ditangkap.

"Enggak ditangkap, cuma dimintai keterangan mungkin," katanya ketika diwawancarai Pijar ANugerah dari BBC News Indonesia lewat telepon pada Rabu (07/11) sore.

Lebih jauh, Novel mengklaim bahwa kasus ini merupakan hasil pekerjaan "intelijen hitam" yang berusaha mencelakai Rizieq.

Ia yakin bahwa Rizieq yang merupakan anggota dewan pembina Alumni 212 tidak pernah memasang bendera yang menurut aparat keamanan Arab Saudi mengacu pada gerakan ekstremis.

"Jangan dibilang Habib Rizieq pernah memasang yaitu bendera kalimat tauhid. Perlu diperjelas, tidak pernah kita memasang, membela HTI, yang ada kita membela kalimat tauhid.

"Kalaupun bendera kalimat tauhid juga enggak pernah dipasang, itu memang sudah direkayasa, ditaruh, difoto, dicopot lagi, dan kita melihat kondisi-kondisi itu semua penuh dengan rekayasa."

Ketika ditanya apa dasar tuduhannya soal "intelijen hitam" tersebut, Novel menjawab, "Karena itu semuanya rekayasa, yang kita enggak pernah bikin, yang kita enggak pernah berbuat. Enggak mungkin ada orang secara pribadi, yang enggak didukung dengan kekuatan-kekuatan, melakukan itu semua."

Bagaimanapun, Rizieq sebelumnya dilaporkan menyerukan lewat akun Twitter-nya  yang kini telah dibekukan agar bendera bertulisan kalimat tauhid, yang disebut sebagai "bendera dan panji Rasulullah SAW" dipasang di posko-posko FPI dan di rumah-rumah para anggotanya.

Dalam cuitan pada 23 Oktober 2018 yang dikutip , akun @RizieqSyihab juga mengimbau para simpatisan FPI serta alumni 212 juga seluruh umat Islam di Indonesia untuk "pasang & mengibarkan Bendera serta Panji Rasulullah SAW."

Rizieq Shihab tinggal di Arab Saudi setelah menghadapi sejumlah kasus hukum di Indonesia, termasuk kasus dugaan penyebaran konten pornografi. Perkara-perkara itu sudah dihentikan pemeriksaannya.

Pemerintah RI telah mempersilakan Rizieq Shihab untuk pulang, namun ia memilih untuk tetap tinggal di Arab Saudi.