Jokowi Klaim Pekerja Asing di Indonesia Hanya 80 Ribu

Presiden Joko Widodo (tengah) melayani permintaan foto bersama warga usai membagikan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Lapangan Tenis Indoor Pemda Lampung Tengah, Lampung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Presiden Joko Widodo membantah rumor yang diembuskan sebagian kalangan bahwa pemerintahannya bagian dari antek kepentingan asing, terutama karena keberadaan banyak pekerja asing di Indonesia.

Dalam forum penyerahan sertifikat tanah kepada warga di Lampung Tengah, Lampung, pada Jumat, 23 November 2018, Jokowi mengklarifikasi semua rumor itu, terutama atas isu ada satu jutaan pekerja asing di Indonesia. Dia tak memungkiri memang ada pekerja asing di Indonesia, tetapi jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan populasi penduduk.

Kepala Negara membeberkan data yang dia kutip dari Direktorat Jenderal Imigrasi bahwa total pekerja asing legal di Indonesia hanya 80 ribu orang. Paling banyak di antaranya memang dari Tiongkok, tetapi cuma 24 ribu orang dan selebihnya dari negara-negara lain.

Jokowi membandingkan dengan data persentase pekerja asing di sejumlah negara, terutama negara-negara yang dikenal menyerap banyak tenaga kerja asing. Contoh, pekerja asing di Uni Emirat Arab yang mencapai 80 persen dari total populasi, 35 persen di Arab Saudi dan sebagian besar warga Indonesia, dan 32 persen di Brunei Darussalam.

"Kita (pekerja asing di Indonesia) ini satu persen saja enggak ada; hanya 0,03 persen. Kok ributnya (seolah Indonesia) kayak diserbu (pekerja asing)," ujar Jokowi, geram.

Pemerintah, Jokowi mengklaim, memang tak menutup bagi pekerja asing bekerja di Indonesia. Tetapi jumlahnya memang terbatas dan dibatasi, tentu tak sampai jutaan orang.

Kalau keberadaan puluhan ribu pekerja asing itu akhirnya pemerintah dianggap antek asing, Jokowi mempertanyakan bagaimana dengan ratusan ribu warga Indonesia yang bekerja di luar negeri, misal, Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong.

Menurut Jokowi, warga Indonesia yang bekerja di Tiongkok mencapai 80 ribu, di Taiwan 200 ribu, dan di Hong Kong 160 ribu. Total 440 ribu saja warga Indonesia bekerja di ketiga negara itu. "Berarti orang sana itu antek Indonesia, kalau mau pakai istilah antek-antekan."

"Orang kita di sana hanya 440 ribu," ujar Jokowi, "orang sana di sini hanya 24 ribu." (ase)