Badan Geologi: Jauhi Gunung Anak Krakatau, Radius 2 Km Bahaya

Aktivitas Gunung Merapi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

VIVA – Kepala Badan Geologi ESDM, Rudy Suhendar, melaporkan bahwa sejak bulai Juni 2018, letusan-letusan Gunung Anak Krakatau, terus terjadi. Tipe letusannya strambolian.

"Mulai meletus sejak 29 Juni 2018. Sampai saat ini tipe letusannya strombolian ke atas ya, membuat kolam ke atas, kemudian sampai pada tanggal 22 Desember 2018, seperti diketahui Gunung Anak Krakatau terjadi beberapa letusan," kata Rudy saat dihubungi TvOne, Minggu, 23 Desember 2018.

Secara visual, lanjut Rudy, pihaknya masih bisa mencatat letusan-letusan sampai Sabtu siang. Ketinggiannya sekira 300-500 meter di atas puncak kawah. 

"Terakhir, 21.03 WIB itu terjadi letusan, selang beberapa lama dari itu terinformasikan ada air masuk ke darat. Ini yang kami sedang analisis, apakah kaitannya, apakah itu gelombang, ataukah itu tsunami yang masuk ke darat ada kaitan aktivitas Gunung Anak Krakatau atau tidak,” ujar Rudy.

Pihaknya merekam beberapa kejadian terjadi getaran tremor tinggi sejak Juni, tapi tidak menimbulkan gelombang pasang seperti kemarin. “Padahal ada tremor yang lebih tinggi," kata Rudy.

Dilanjutkan Rudy, untuk menimbulkan Tsunami seperti yang terjadi di Selat Sunda malam tadi diperlukan suatu runtuhan yang cukup masif dari Gunung Anak Krakatau. Tetapi belum terdeteksi secara rinci.

"Untuk menimbulkan Tsunami kemarin, memang perlu ada satu runtuhan yang cukup masih dari Anak Krakatau itu. Jadi kita masih mencari tahu itu terjadi runtuhan apa bukan. Karena kalau runtuhan saat masif itu diperlukan energi yang cukup tinggi,” ucapnya.

Sementara dari jam sembilan malam, pihaknya tak mendeteksi seismograf pengamatan di Gunung Api yang sangat signifikan.

“Jadi sampai saat ini belum bisa dipastikan menurut saya, ada kaitan langsung akibat aktivitas Anak Gunung Krakatau saat ini. Kita perlu memperoleh data lebih banyak untuk mengkorelasikan antara pasang naik airnya di Selat Sunda itu," kata Rudy.

Rudy sendiri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, bisa terhindar isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Namun yang jelas, sampai saat ini, aktivitas Anak Krakatau masih intens terjadi. Radius bahaya, tekan dia, di sekitar 2 kilometer dari objek gunung.  
 
"Letusan-letusan dari Anak Krakatau masih menunjukkan belum berhenti. Jadi kami mendeteksi semua informasi yang tercatat di pos dari beberapa gempa vulkanik itu masih menunjukkan gunung yang masih aktif. Untuk potensi bencananya dari Anak Gunung Krakatau menunjukkan hampir di seluruh tubuh Anak Gunung Krakatau bahayanya adalah di sekitar 2 kilometer," kata Rudy.