Yasonna Akhirnya Minta Maaf ke Warga Tanjung Priok, Begini Faktanya

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengeglar konferensi pers
Sumber :
  • VIVA/Edwin Firdaus

VIVA – Pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly yang menyebut Tanjung Priok sebagai daerah kumuh dan identik dengan kriminalitas di Ibu Kota menuai protes dari warganya. Mereka akhirnya melakukan aksi damai 'Priok Bersatu 221' di depan kantor Kemenkumham pada Rabu siang, 22 Januari 2020. 

Warga Priok menuntut Yasonna untuk menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya soal kawasan Tanjung Priok. Namun akhirnya Yasonna meminta maaf kepada warga Tanjung Priok. Berikut ini sejumlah fakta terkait hal tersebut, dirangkum dari VIVA.

Pernyataan di Lapas Narkotika Jatinegara

Pernyataan Yasonna yang menuai protes diucapkan saat memberikan sambutan pada acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2020 lalu. Saat itu, dia sempat menjelaskan soal crime is a social product, yakni faktor kemiskinan, pengangguran, kesenjangan pendapatan atau faktor ekonomi, disintegrasi sosial dan lainnya.

Diminta tarik ucapan

Pengamat politik Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan pun ikut mengomentari hal itu. Menurut dia, seharusnya Yasonna sebagai wakil pemerintah tak boleh mengeluarkan stigma buruk pada sebuah komunitas atau masyarakat. 

Sebaliknya, kata dia, Yasonna sebagai Menkumham bisa melakukan pengentasan kriminalitas melalui penegakan hukum, seperti memberantas mafia peradilan, memberikan akses kemudahan perkara dan bantuan hukum bagi orang miskin. Selain itu,  bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan di sebuah kota. 

Sementara Wakil Ketua Komidi II DPR RI Ahmad Sahroni minta Yasonna tak mengeluarkan data usang. Pasalnya berdasarkan data BPS, kini Tanjung Priok bukan daerah kumuh dan premanisme. Data BPS terkait indeks kerawanan keamanan dan ketertiban wilayah DKI Jakarta 2019 mencatat bahwa Kelurahan Tanjung Priok pada tahun lalu berada di level lebih rendah dibanding Menteng. Tanjung Priok di angka 12,83 persen, sedangkan Menteng 15,58 persen dalam indeks kerawanan keamanan dan ketertiban di DKI. 

Pidato dipelintir

Yasonna bilang bahwa kemarahan warga Tanjung Priok terhadap dirinya terjadi karena kesalahpahaman. Menurut dia, pernyataannya dipelintir oleh orang tak bertanggung jawab. Dia bilang bahwa pernyataannya beberapa waktu lalu merupakan pandangan ilmiah dan berdasarkan keilmuan yang dimilikinya. 

"Mengingat kesalahpahaman serta akibat tidak mendengarkan pidato saya secara utuh di Lapas Narkotika Cipinang, pidato itu kemudian dipelintir oleh orang-orang tertentu yang pemahamannya tidak benar dan jauh dari subtansi yang dimaksudkan. Untuk itu saya meluruskan," tuturnya. 

Menurut dia, penjelasannya saat itu soal faktor criminogenic dari kemiskinan justru diapresiasi oleh Kepala BNN dan Kepala BNPT yang hadir. Tujuan dia menjelaskan agar masyarakat tidak mempunyai pandangan yang terlalu punitive terhadap para narapidana, sebab crime is a social product instead of genetic product.

"Saya sungguh prihatin dengan komentar-komentar yang justru jauh dari nilai-nilai kepatutan, memberi komentar yang jauh dari maksud dan substansi yang sesungguhnya," ujarnya.

Penjelasan isi pidato

Saat itu, Yasonna menjelaskan soal crime is a social product, yakni faktor kemiskinan, pengangguran, kesenjangan pendapatan atau faktor ekonomi, disintegrasi sosial dan lainnya. Menurut dia, faktor genetik tidak signifikan menentukan kejahatan. Jika ada, kata dia, faktor determinannya sangat kecil.  

"Karena kejahatan product social problems, masyarakat harus turut menyelesaikan faktor-faktor criminogen tersebut. Karena faktor kemiskinan maka slums areas (daerah kumuh) di Tanjung Priok dibanding daerah Menteng lebih cenderung (probabilitas) memiliki tingkat kejahatan lebih tinggi. Itu bukan faktor genetik atau biologis," tuturnya. 

Ketika berpidato, menurutnya, dia membuat contoh ekstrem untuk menunjukan perbedaan penyebab kejahatan antara faktor genetik dan sosial ekonomi. Dia mencontohkan, dua orang bayi, di mana satu bayi yang lahir dari Ibu PSK dan ayahnya bandit dari slums areas, misalnya dari daerah slums di Tanjung Priok dan satunya bayi dari orang yang sangat berkecukupan dengan ibu sangat terdidik dan ayah pengusaha, misalnya dari Menteng. 

Kemudian bayi ditukar, bayi yang dari Tanjung Priok dipelihara oleh orangtua di Menteng, dan bayi dari Menteng dipelihara di daerah kumuh oleh orangtua yang bermasalah tersebut. “Lihat 20 tahun lagi, siapa yang punya kecenderung (propensity) to commit crime? Saya yakin justru anak terlahir dari Menteng tersebut yang lebih cenderung terekspos pada perbuatan-perbuatan kriminal ketimbang anak yang terlahir dari ayah dan ibu dari Tanjung Priok tersebut,” ujar Yasonna.

Sebab crime is determined by socioeconomic factors rather than genetic factors. Itu, kata dia, inti penjelasannya yang dipelintir. 

“Jadi itu bukan menunjukkan daerahnya, tapi socioeconomic conditions, dan sudah tentu tidak mengeneralisasi daerah Tanjung Priok. Memang apa yang saya sampaikan adalah penjelasan ilmiah ketimbang penjelasan politik, saya berharap ditanggapi secara ilmiah, bukan secara politik,” ucapnya. 

Dituntut minta maaf

Sementara itu, warga Tanjung Priok yang melakukan demo hari ini menuntut Yasonna untuk meminta maaf. Mereka mengultimatum akan melakukan aksi lebih besar jika Yasonna tidak meminta maaf kepada warga Tanjung Priok dalam waktu 2x24 jam di hadapan media. 

"Pak menteri enggak ada, tapi saya tegaskan pak menteri harus minta maaf 2x24 jam. Besok aksi kita gedein di kampung kita, kita paksa pak menteri untuk minta maaf. Kalau tidak mau, juga kita paksa untuk turun," kata orator. 

Mereka juga ingin melakukan dialog dengan Yasonna. Kerena itu, mereka mengundangnya untuk datang ke Priok.  

Yasonna minta maaf

Yasonna akhirnya meminta maaf kepada warga Tanjung Priok atas pernyataannya beberapa waktu lalu. Pernyataan tersebut juga merespons aksi unjuk rasa yang digelar warga Tanjung Priok di depan Kemenkumham hari ini.

"Saya menyampaikan permohonan maaf. Akan tetapi sekali lagi ingin saya sampaikan, saya tidak punya sedikit pun tidak punya maksud itu," kata Yasonna di kantornya, Rabu petang, 22 Januari 2020.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada warga Tanjung Priok karena telah diingatkan sudah keliru dalam menyampaikam penjelasan. Namun dia mengatakan bahwa dirinya tidak punya maksud menyinggung perasaan warga Tanjung Priok. Yasonna juga bilang jika ada waktu akan bertemu dengan warga Tanjung Priok.

"Saya berharap setelah konpers ini kita dapat kembali menyatukan hati dan diri kita sebagai sesama anak bangsa. Mudah-mudahan saya akan mencari waktu yang pas untuk bersilaturahim dengan saudara-saudaraku di Tanjung Priok," tandasnya.