Sebelum Gunung Krakatau Meletus, Air Selat Sunda Terlihat Bergolak
- PVMBG
VIVA – Jumat malam, 10 April 2020, pukul 22:35 WIB Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dan Lampung meletus hebat. Letusan terjadi menerus hingga Sabtu dini hari 11 April 2020.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencan Geologi atau PVMBG menyatakan, letusan pertama kali terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dengan tinggi kolom erupsi mencapai 2000 meter dari puncak Gunung Anak Krakatau.
Sebelum terjadi letusan semalam itu, sebenarnya ada fenomena alam berbeda yang sempat terjadi dan ditemukan di perairan sekitar gunungapi bersejarah ini.
VIVA.co.id pernah memberitakan pada tanggal 1 April 2020 tentang kondisi air di sekitar perairan Gunung Anak Krakatau yang bergolak-golak akibat kemunculan sejumlah gelembung berukuran besar.
Gelembung itu ditemukan petugas pengamanan dari BKSDA Bengkulu Lampung saat berpatroli menggunakan kapal di sekitar Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau.
Gelembung udara berjumlah lebih dari satu, ditemukan di bagian sisi timur Gunung Anak Krakatau. Dari kejauhan terlihat permukaan air laut seperti sedang bergolak. Bentuknya mirip dengan gelembung yang dikeluarkan pompa di dalam akuarium.
Baca: Air Selat Sunda Bergolak, Muncul Gelembung Dekat Gunung Krakatau
Fenomena gelembung besar ini baru kali ini ditemukan oleh tim tersebut, petugas BKSDA tak mengetahui pasti apa yang sebenarnya terjadi di dasar lautan Selat Sunda sehingga muncul gelembung udara seperti itu. Kemunculan gelembung itu ditemukan pada 30 Maret 2020.
Ketika itu kepada VIVA.co.id, Kepala Bidang Gunungapi PVMBG, Hendra Gunawan sempat menjelaskan tentang fenomena alam gelembung besar yang muncul di Gunung Anak Krakatau itu.
Menurutnya, gelembung udara itu muncul dari lubang-lubang di tubuh gunung. "Di bagian tubuh gunungapi ada lubang-lubang keluar gas dan suhunya sedikit hangat," kata dia.
Untuk diketahui, Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia. Bahkan letusannya 22 Desember 2020 telah memicu terjadinya gelombang tsunami yang menerjang Anyer, Banten.