Tokoh Lintas Agama Yakin Natal di Jawa Timur Damai

Ilustrasi Natal, ornamen dan dekorasi
Sumber :
  • VIVAnews/Ezra Sihite

VIVA – Sejumlah tokoh lintas agama mengungkapkan keyakinannya bahwa perayaan Natal dan tahun baru di Jawa Timur akan berlangsung lancar dan damai. Apalagi, institusi Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia bersinergi dan melibatkan masyarakat dalam mengamankan perayaan tahunan tersebut.

Optimisme itu di antaranya disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Nadjib Hamid, dan tokoh Kristen, Romo Yusep Eko Susilo, usai mengikuti Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Semeru 2019 di Lapangan Markas Kepolisian Daerah Jatim di Surabaya pada Kamis, 19 Desember 2019.

"Acara hari ini menandakan bahwa kesiapan aparat keamanan dalam menghadapi Nataru, yang melibatkan masyarakat. Itu menandakan makin solid. Karena apa, Jawa Timur itu luas, tanpa melibatkan masyarakat tentu akan sulit. Nah, sekarang masyarakat dan aparat bersinergi, saya kira ini positif," kata Nadjib.

Muhammadiyah sendiri, kata dia, turut serta membantu aparat dalam mengamankan perayaan Nataru tahun ini. Dia menyebut organisasinya sudah diajak berkoordinasi soal itu. Di Muhammadiyah, lanjut Nadjib, ada personel Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). "Kami juga ada Tapak Suci, cuma berapa personel diterjunkan persisnya saya belum tahu," ujarnya.

Sementara itu, Romo Yosep menyampaikan terima kasih kepada aparat Polri/TNI serta masyarakat yang mengamankan perayaan Natal, perayaan sakral umat Nasrani. "Setiap menjelang Natal sampai Natal dan Tahun Baru, gereja-gereja kami senantiasa dijaga dan sebelumnya biasanya tanggal 24 begitu semua kerja," katanya.

Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan mengatakan, jumlah personel pengamanan ada 15 ribu personel gabungan dari Polri, TNI, hingga ormas. Nantinya, objek-objek wisata juga akan mendapat perhatian. "Kami memerintahkan seluruh kapolres jajaran untuk meninjau kesiapan gereja-gereja," tegasnya.

Luki meminta masyarakat tidak melakukan aksi pelanggaran seperti sweeping selama Natal dan tahun baru. "Kita sudah melakukan pendekatan-pendekatan pada tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok aktivis, maupun ormas-ormas Islam untuk dipercayakan kepada kami dan tidak melakukan kegiatan sweeping, ini tugasnya TNI dan Polri," ucapnya.