Hari Pancasila di Tengah Corona, Bamsoet Teringat Pesan Bung Karno

Ketua MPR RI 2019-2024, Bambang Soesatyo saat mengunjungi redaksi tvOne.
Sumber :
  • Eko Priliawito

VIVA – Peringatan hari lahir Pancasila diharapkan jadi pandangan hidup bangsa menghadapi pandemi Corona (Covid-19). Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyampaikan Pancasila akan selalu dan tetap relevan, kendati zaman terus berubah.

Bamsoet menjelaskan Pancasila dengan lima sila punya peran penting dalam membangun peradaban bangsa Indonesia. Kata dia, lima sila Pancasila menginspirasi sekaligus menjadi sumber kekuatan serta sumber Kebijaksanaan. Maka itu, Bamsoet mengajak generasi milenial terus merawat Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

Dia mendorong komunitas pendidik untuk bisa mengenalkan, mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.

"Kenalkan Pancasila kepada generasi Z sebagai bekal serta kekuatan mereka merawat eksistensi Indonesia di masa depan," ujar Bamsoet kepada wartawan, Senin, 1 Juni 2020.

Bamsoet menambahkan, pada 1 Juni 2020 hari ini juga menandai 75 tahun tegaknya Pancasila sebagai pemersatu dan sumber kekuatan bangsa. Menurutnya, Indonesia harus mampu merawat keberagaman suku, ras, agama dan budaya. Upaya penting lain yaitu merawat persatuan rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Jokowi: Kita Harus Tampil Sebagai Pemenang

Ia menerangkan, selama 75 tahun itu, Pancasila telah mengalami beberapa kali ujian dan cobaan. Dan, oleh kokohnya kesepakatan semua elemen bangsa, Pancasila tak pernah bisa digoyahkan. Sebaliknya, Pancasila tetap tegak sebagai filosofi kebangsaan NKRI hingga kini. Semua upaya merongrong Pancasila itu sudah tercatat lengkap dalam sejarah dan dapat dipelajari oleh generasi milenial dan generasi Z. 

Terkait pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, Bamsoet mengingatkan momen 75 tahun lalu saat Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno mengatakan Indonesia adalah negara gotong royong. Pesan Bung Karno ini yang harus diimplementasikan.

"Gotong royong yang dimaksudkan adalah pembanting tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bahu-membahu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua," jelas eks Ketua DPR itu.

Menurut Bamsoet, semangat dan nilai-nilai gotong royong yang dikobarkan Bung Karno itulah yang saat ini sangat dirasakan di tengah-tengah masyarakat. Ada perasaan senasib dan sepenanggungan yang muncul spontan melalui berbagai aksi dalam membantu antara sesama warga. Begitu juga ketaatan rakyat membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai virus Covid-19 dengan mematuhi imbauan physical distancing atau menjaga jarak fisik, memakai masker, cuci tangan.

Perangi Korupsi

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan selamat memperingati hari kelahiran Pancasila untuk seluruh masyarakat di Tanah Air. Firli punya pesan khusus dalam memperingati hari Pancasila.

"Dalam kehidupan sehari-hari, ragam persoalan yang seolah datang silih berganti, di mana situasi sosial kemasyarakatan rentan terfragmentasi, dapat dihadapi, lalui dan diakhiri dengan kemenangan bersama,” kata Firli dalam keterangannya, Senin, 1 Juni 2020.

Bagi KPK, klaim Firli, hari lahirnya Pancasila perlu dimaknai dalam upaya pemberantasan korupsi yang seyogianya menjadi perhatian serius oleh seluruh anak bangsa. Sebab, korupsi sangat menyalahi prinsip-prinsip dasar Pancasila yang menjadi dasar bangsa ini.

”Hanya dengan mengamalkan sila-sila dari Pancasila, hunusan bilah pedang anti korupsi mampu melesak cepat, tertuju menusuk dan mematikan detak jantung laten korupsi. Ingat, berani korupsi sama saja berani mengkhianati nilai-nilai dari setiap butir dari yang ada didalam Pancasila,” kata Firli.

Firli lebih jauh mengulasnya, bahwa Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, memiliki esensi agar kita takut, terhindar dari niat dan godaan untuk berperilaku koruptif, karena yakin setiap derap langkah, perilaku dan perbuatan di dunia fana ini diketahui oleh Tuhan.

“Mampu menjaga pribadi untuk tidak berperilaku koruptif karena takut akan dosa, menjadikan kita manusia yang adil dan beradab, sesuai sila kedua Pancasila,” ujarnya.

Semangat dan implementasi esensi sila pertama dan kedua, lanjut dia, dapat menjadi tujuan sila ketiga, yakni Persatuan Indonesia dalam mengentaskan budaya korupsi yang telah berakar urat di negeri ini.

“Tentunya perang melawan laten korupsi ini, harus dipimpin dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan, sebagaimana esensi dari sila ke empat Pancasila,” ujarnya.

Sirnanya korupsi di Indonesia, tentunya menjadi harapan, impian dan cita-cita kita bersama demi keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, yang termakjub dalam sila kelima Pancasila.

Update seputar informasi Corona dengan klik tautan ini.