Bamsoet Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Parpol di Luar KIM Demi Indonesia Emas

Ketua MPR Bambang Soesatyo saat membuka sidang tahunan MPR 2023
Sumber :
  • TV Parlemen

Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung rencana presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming untuk membangun koalisi yang kuat dan efektif, dengan berusaha merangkul partai politik (parpol) di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Nama Eko Disebut Masuk Bursa Calon Menteri, PAN: Kita Tunggu Saja

Menurut Bamsoet, begitu ia karib disapa, upaya bergotong royong dengan partai politik lain di luar KIM dilakukan pasangan tersebut demi menyukseskan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Begitu pun suhu politik ke depannya dipastikan tidak akan memanas, melainkan tetap sejuk. Sehingga kita bisa bergotong royong melanjutkan berbagai program pembangunan untuk memajukan Indonesia," kata Bamsoet, Rabu, 24 April 2024.

Habiburokhman: Jangan Ada Pihak yang Memecah Relawan dengan TKN Prabowo-Gibran

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari

Politikus Golkar itu mengatakan, apresiasi juga perlu diberikan kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md beserta partai politik pendukungnya yang menunjukan semangat kenegarawanan karena telah mengucapkan selamat kepada pasangan Prabowo-Gibran.

Zulhas Respons Soal PKB-Nasdem Merapat ke Prabowo: Dulu Saya Dukung Katanya Pengkhianat

Dia menilai hal itu memberikan teladan baik kepada para pendukungnya bahwa ada saatnya untuk bersanding dan ada saatnya untuk bertanding. "Ucapan selamat dari kedua pasangan tersebut menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia baik-baik saja," ujarnya

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, lanjut Bamsoet, seluruh elemen bangsa perlu bergandengan tangan, sebab tantangan yang dihadapi Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri, sangat berat.

"Di tingkat global, geopolitik dunia masih diwarnai konflik dan ketegangan politik. Antara lain konflik Iran-Israel serta Rusia-Ukraina, eskalasi ketegangan China-Taiwan serta Turki-Yunani, potensi konflik di semenanjung Korea, dan ketegangan di kawasan Laut China Selatan. Serta krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya