Bali Rencana Dibuka ke Turis Asing Bulan Depan, Negara Mana Saja

Banyak warga Australia sudah tidak sabar ingin kembali ke Bali. (Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo)
Sumber :
  • abc

Suka atau tidak, kebanyakan warga Australia telah menjadikan liburan ke Bali sebagai suatu ritual.

Kini, di tengah pandemi COVID-19, Bali merupakan salah satu destinasi utama yang akan dibuka kembali bagi turis mancanegara dalam beberapa minggu mendatang.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf) dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa pemerintah akan membuka kembali sejumlah perbatasannya bagi turis mancanegara mulai bulan Juli.

Menurut rencana tersebut, destinasi wisata seperti Bali, Batam dan Bintan akan menjadi daerah "lokomotif", yang diharapkan memulai kembali pariwisata di negara itu "jika pandemi ditangani sebaik yang diharapkan".

"Sebagai persiapan, pemerintah telah melakukan program vaksinasi secara luas untuk kelompok sasaran, termasuk tenaga kerja pariwisata," demikian keterangan Kementerian Pariwisata.

Selain itu, pemerintah juga telah memprakarsai program sertifikasi 'Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability' (CHSE) di seluruh sektor pariwisata di Indonesia.

Rencana pemerintah Indonesia ini kedengarannya bagus secara teori.

Tapi apakah warga Australia bisa benar-benar pergi ke Bali, apalagi perbatasan internasional di negaranya masih ditutup?

Warga Australia belum siapkan kopernya

Sebelum pandemi melanda, turis Australia merupakan sumber utama wisatawan ke Bali pada 2019, disusul turis asal China.

Tapi warga Australia sebaiknya melupakan dulu membeli kaos bertuliskan Bintang yang terkenal itu.

Pasalnya, Pemerintah Australia tidak berencana membuka perbatasannya untuk perjalanan internasional hingga tahun depan.

Namun, pintu koridor perjalanan dengan negara tertentu tetap dijajaki, seperti yang telah dicapai dengan Selandia Baru.

Pada bulan Maret, saat mengumumkan rencana membuka kembali Bali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyebutkan Australia termasuk di antara beberapa negara yang diharapkan masuk dalam "koridor bebas COVID".

Apakah koridor perjalanan antara Australia - Bali ini mungkin terwujud atau tidak, sejauh ini belum bisa dipastikan.

Selama pandemi, Indonesia dengan penduduk 270 juta orang, telah mencatat lebih dari 1,8 juta kasus yang dikonfirmasi.

Tercatat sudah lebih dari 50.000 kematian terkait COVID. Bahkan dikhawatirkan angka sebenarnya lebih besar lagi.

Jumlah kasus harian disebut-sebut belum mencapai puncaknya, namun terus meningkat.

Pada 15 Mei lalu, Indonesia melaporkan 2.385 kasus baru, lalu dua minggu kemudian, angka itu melonjak menjadi lebih dari 6.500.

Yang turut memperparah keadaan, jumlah tes COVID yang dilakukan tetap termasuk yang paling rendah di Asia.

Data menunjukkan tes ini berkisar 40 tes per 1.000 orang di Indonesia, dibandingkan dengan 373 per seribu orang di Malaysia dan lebih dari 2.000 tes per seribu orang di Singapura.

'Belum ada update' daftar negara

Pekan lalu, Menteri Sandiaga menjelaskan pihaknya sedang menyiapkan pengaturan koridor perjalanan (TCA) dengan tujuh negara sebagai persiapan pembukaan kembali.

Seperti dikutip media Jakarta Post, negara dimaksud yaitu Belgia, Prancis, Rusia, Singapura, Inggris, Belanda dan Vietnam.

Para Dubes negara ini telah bertemu dengan Menteri Sandiaga.

"Kami berharap setelah situasi COVID-19 lebih kondusif, TCA dapat diterapkan dalam waktu singkat," katanya.

April lalu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Wisnu B. Tarunajaya menyebutkan China, Korea Selatan, Dubai (Uni Emirat Arab), Qatar, India dan Belanda sebagai negara yang warganya berpotensi untuk diizinkan berwisata ke Bali, seperti dilaporkan media Kumparan.

Namun, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan "belum ada update terbaru" terkait daftar negara tersebut.

"Yang masih dalam tahap negosiasi dan berpeluang besar adalah Singapura," kata Vinsensius kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

"Kalo India saya agak ragukan karena kita hampir tidak ada direct flight [penerbangan langsung] dari sana."

Menurut Vinsensius, daftar resmi ini belum dibuat mengingat prinsip utama pengadaan TCA adalah "timbal-balik".

"Persyaratan utama adalah penanganan kurva COVID-19 [di negara tersebut] sudah melandai," katanya.

Hingga saat ini, Kemenparekraf tengah mempersiapkan zona hijau COVID-19 di tiga daerah yang akan dibuka untuk pariwisata, yaitu Nusa Dua Sanur dan Ubud di Bali, Lagoi di Bintan, dan Nongsa di Batam.

Laporan media setempat menyebutkan Menteri Sandiaga juga telah menerima surat dari Dubes Australia, dan segera menjadwalkan pertemuan untuk membahas beberapa isu terbaru mengenai pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dikatakan, turis mancanegara yang datang ke Indonesia harus dalam keadaan "sehat, memenuhi persyaratan perjalanan dan siap untuk mematuhi semua protokol kesehatan."

Laporan tambahan oleh Natasya Salim

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News