Pendeta Brian Siawarta Bersyukur Jadi Minoritas di Indonesia, Kenapa?

Pendeta Brian Siawarta
Sumber :
  • IG @briansiawarta

VIVA Lifestyle – Mayoritas penduduk di Indonesia diketahui beragama muslim dengan presentase sekitar 84 persen. Sementara itu ada 10,48 persen populasi masyarakat tanah air yang memeluk agama Kristen.

Pemimpin Muslim Berpengaruh di Dunia Sebut Islamofobia Berawal dari Kesalahpahaman

Menjadi minoritas di Indonesia, nyatanya membuat pendeta nyentrik dengan tato di tubuhnya, Brian Siawarta mengaku sangat bersyukur. Dia menyebut bahwa menjadi minoritas sebagai sebuah anugrah. Scroll lebih lanjut ya.

“Gue percaya it’s Actually blessing kita Kristen jadi minoritas di negara ini. Kenapa? Karena kita akan selalu ingat bahwa kita enggak sendiri,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Melaney Ricardo.

Wajar jika Kementerian Ditambah sampai 40 untuk Indonesia yang Besar, Menurut Pengamat

Dia juga mengungkap bahwa jika melihat negara-negara di luar dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen. Namun tidak menjamin membuat negara tersebut lebih baik.

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan Negara

“Kita bisa liat di negara lain kekristenan itu yang mayoritas enggak berati lebih baik,” ucap Brian. 

Brian juga sempat menyinggung soal adanya beberapa dari umatnya yang berandai-andai jika umat kristiani menjadi masyarakat mayoritas di Indonesia. Namun Brian menyoroti bahwa hal tersebut tidak menjamin menjadi lebih baik. 

“Gue selalu mencoba tidak mau menyinggung orang Kristen. Tapi kalau kita mau beranggapan ‘gue pengen merubah negara ini jadi negara Kristen satu hari’ banyak negara bule yang mayoritas Kristen. Jadinya apa? Lebih baik enggak dari kita?,” kata dia lebih lanjut.

Pendeta Brian Siawarta

Photo :
  • IG @briansiawarta

Brian memberikan contoh adanya post Christiany di Eropa. Namun sayangnya malah saat ini malah penduduk Eropa menjadi atheis atau tidak memilki kepercayaan 

“Ada yang Post christianity. Eropa Post christianity. Dulu Kristen sekarang ateis semua. Gue bilang bukan buruk. Pointnya adalah it’s not about our religion,” katanya. 

Dia menambahkan,”Makanya Tuhan Yesus 2.000 tahun lalu dia kumpulin orang enggak bilang ‘guys gue punya ide bagus kita bikin agama baru. Agama ini 2.000 tahun ke depan akan jadi agama terbesar di dunia namanya kristen’ enggak ada. Dia datang ‘i love you’,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya