KSP Temukan Nakes Mulai Kelelahan Lakukan Tracing COVID-19

Seorang tenaga kesehatan mengenakan pakaian dekontaminasi alias hazmat
Sumber :
  • ANTARA/Louis Rika

VIVA – Tim Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan sebagian besar tenaga kesehatan (nakes) mulai mengeluh kelelahan, terutama dalam melakukan contact tracing COVID-19 selama masa pandemi berkepanjangan ini. Hal ini didapati usai melakukan serangkaian verifikasi lapangan di empat provinsi di Pulau Jawa.

“Puncak pandemi pada bulan Juni-Juli kemarin membuat kami kelelahan. Tapi semua nakes di sini sejak awal punya komitmen dan terus semangat, karena kami paling dekat dengan masyarakat sekitar sini,” ujar Kepala Puskesmas Wanasari, Kabupaten Bekasi, dr. Kristina dalam siaran pers Kantor Staf Presiden, Sabtu, 31 Juli 2021.

Tenaga Ahli Utama KSP, Abraham Wirotomo menambahkan, berdasarkan pengamatan di lapangan bila ada satu orang yang dinyatakan positif COVID-19, para nakes melakukan upaya contact tracing terhadap setidaknya 15 orang yang pernah melakukan kontak erat. Sementara itu, Sumber Daya Manusia di puskesmas sangat terbatas.

Hal ini, jadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan para nakes mengalami kelelahan yang luar biasa. Sehingga, tidak jarang pihak puskesmas mengandalkan kerja sama dengan para relawan atau inisiatif dari warga RT/RW setempat. 

“Pemberdayaan warga di lingkungan terdekat menjadi salah satu solusi untuk bisa memperkuat upaya tracing dan membantu para tenaga kesehatan yang mulai kelelahan. Semakin banyak sukarelawan, akan semakin bagus. Walaupun ini tetap membutuhkan pemantauan dari puskesmas setempat,” kata Abraham.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, contact tracing atau penelusuran kontak adalah upaya identifikasi terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19. 

Tujuan dari contact tracing adalah pengendalian dan pencegahan laju penyebaran virus dalam skala yang lebih besar. Upaya ini disebut tidak boleh berhenti walaupun hasil pemantauan terhadap penambahan kasus COVID-19 semakin menurun. Demikian juga masyarakat tidak boleh bersikap permisif dan mulai melonggarkan disiplin protokol kesehatan.

Tapi, lanjutnya, upaya menekan laju penularan virus bukan tanpa suatu hambatan, terutama bagi para nakes. Selain memantau disiplin protokol kesehatan di tingkat RT/RW, para nakes dari puskesmas harus menghadapi kesulitan dalam meyakinkan pasien atau pihak yang memiliki kontak erat dengan pasien agar melakukan tes COVID-19.

“Masih banyak yang menghindar untuk melakukan tes. Kalau sudah begini, mau tidak mau tenaga kesehatan dari puskesmas harus mendatangi mereka dan membujuk mereka satu per satu,” kata Abraham.