Ini Senjata yang Disita dari Kontrakan Hendro

Polisi periksa rumah tersangka teroris di Sukoharjo, 14 Mei 2011
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVAnews - Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng) menemukan berbagai jenis senjata api dan sejumah alat berbahaya di rumah kontrakan Hendro, salah satu tersangka yang ditembak aparat kepolisian di Sukoharjo dini hari tadi.

"Setelah dilakukan evakuasi, pihak Densus 88 langsung menggeledah rumah kontrakan Hendro," kata Kapolda Jateng Irjen Edward Aritonang dalam keterangan kepada pers di Mapolresta Sukoharjo, Jateng, Sabtu 14 Mei 2011.

Hasil penggeledahan tersebut menemukan sejumlah senjata api berupa senapan angin kaliber 55, 6 pucuk senjata laras panjang rakitan, serta satu buah sangkur. Ditemukan juga satu buah kardus pistol Bareta yang sudah kosong.

Selain berbagai senjata di rumah kontrakan, aparat kepolisian sebelumnya sudah mendapati dua pucuk senjata api tipe FN, satu pucuk pistol bareta, dan dua buah granat tangan. Pistol ini digunakan dalam aksi adu tembak antara aparat yang turut menewaskan satu orang warga sipil.

Di samping berbagai senjata itu, Densus 88 juga menemukan 17 buku agama yang salah satunya berjudul Seruan Tauhid dibawah Ancaman Mati karangan Abu Bakar Baasyir, serta buku berjudul Syariat Jihad karangan guru Osama bin Laden, Abdullah Azzam.

Edward menambahkan, satu lagi temuan yang dianggap membahayakan adalah 7665 biji ketapel yang terbuat dari karet dengan ujungnya dipasangi sekrup. "Kami dari kepolisian masih menyelidiki apa fungsi dari biji ketapel ini," katanya.

Seperti diketahui, polisi telah menembak mati dua orang terduga teroris di Sukoharjo, Jateng pada Sabtu dinihari tadi. Dua orang tersebut yaitu Hendro Yunianto dan Sigit Qurdowi itu tewas di sekitar mulut gang rumah kontrakan usai baku tembak dengan aparat kepolisian dan Densus 88.

Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan kedua tersangka tersebut merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon bulan Desember 2010, juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon, dan merencanakan pembalasan terhadap Polri pada bulan Mei 2011.

"Ini diketahui dari dokumen dan keterangan pelaku yang sudah tertangkap serta berkaitan dengan empat tersangka yang ditangkap sebelumnya di Solo," kata Amar.

(Laporan: Fajar Sodiq|Sukoharjo)