Kakek Ngonthel Depan SBY Kembali Bekerja

Pesepeda ontel merekonstruksi aksinya lewat di depan Presiden SBY
Sumber :
  • VIVAnews/ Bobby Andalan

VIVAnews – Nyoman Minta, kakek berusia 65 tahun, tak pernah menyangka namanya akan dikenal orang di seluruh Indonesia. Ini gara-gara dia ngonthel dengan santai di area terlarang ring-1, di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pembukaan ASEAN Fair pada Minggu kemarin, 23 Oktober 2011.

Sempat diinterogasi polisi hingga larut malam, kini Minta telah kembali bekerja sebagai tukang bersih-bersih Bali Tourism Development Coorporation (BTDC). Beberapa hari dia tak masuk karena diduga masih syok. 

"Pak Nyoman Minta sudah kembali bekerja. Mulai hari ini," kata Direktur Utama BTDC Ida Bagus Wirajaya kepada VIVAnews.com, Rabu 26 Oktober 2011.

Kendati begitu, wartawan kesulitan menemui Minta. Pria yang tinggal di Banjar Celuk, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung itu tak diketahui posisinya.

Usai insiden itu, Minta dikabarkan tidak pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari tempatnya bekerja. Dia diungsikan ke rumah kerabatnya untuk menenangkan diri.

BTDC sendiri menyatakan tak akan memberikan sanksi apapun kepada karyawannya itu. "Pak Minta itu orangnya polos. Dia sudah ditegur oleh Paspampres, janganlah ditambah lagi hukumannya. Apa yang dilakukannya saat itu karena ketidaktahuan dan kepolosannya," kata Wirajaya.

Seperti diberitakan, Nyoman Minta tiba-tiba melintas di depan podium Presiden SBY saat membuka ASEAN Fair, Senin 24 Oktober 2011, di Nusa Dua, Bali. Saat itu, Nyoman Minta hanya berjarak sekitar 5 meter saja dari SBY. Kontan saja, ia dan sepeda bututnya berikut karung penuh rumput dan kelapa, langsung diamankan Paspampres.

Komandan Pasukan Pengaman Presiden, Mayor Jenderal Agus Sutomo telah mengakui adanya kelengahan petugas jaga dalam insiden itu. Menurut Agus, ketika itu semua malah ikut menyaksikan aerobatik. "Jadi anggota saat itu bilang lengah karena mereka ikut menyaksikan, sehingga tidak melihat sekitarnya," ucap Agus. (Laporan: Bobby Andalan, Bali | kd)