Emmy: Kecam SMS Komodo, Dubes Djoko "Asbun"

Emmy Hafild
Sumber :
  • Facebook Emmy Hafild

VIVAnews - Pemungutan suara Komodo melalui SMS dipertanyakan oleh Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo. Bahkan, Djoko bercuriga "ada udang" di balik voting lewat SMS ini.

Menanggapi tudingan itu, Ketua Pendukung Pemenangan Komodo Emmy Hafild balik mempertanyakan pernyataan Djoko. Menurut Emmy, dengan melemparkan isu itu Djoko terbukti tidak memahami prosedur pemungutan suara yang berlaku di ajang New7Wonders.

"Dia gak ngerti aturannya. Voting lewat SMS ini sudah ada dari dulu. Dubes kok asbun (asal bunyi)," ujar Emmy, sengit, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 2 November 2011.

Voting melalui SMS, kata Emmy, lazim dilakukan sebagai emotional vote. Pemberian suara melalui SMS bisa dilakukan berkali-kali oleh satu orang. "Kalau lewat Internet itu rational voting. Satu orang, satu alamat email, tidak bisa lebih," dia menjelaskan. "Nah, si Dubes itu asbun. Dia nggak ngerti, nggak ngerti sistem yang berlaku di ajang ini."

Emmy menegaskan tidak ada dana sepeserpun yang masuk ke kantong Tim Pemenangan Komodo. Semua dana SMS yang masuk, digunakan untuk kampanye dan pemenangan Komodo.

Emmy lalu menjelaskan, asal muasal tarif SMS yang pada awalnya Rp1.000 menjadi Rp1 saja.

Sebelum Jusuf Kalla didaulat sebagai Duta Komodo, perolehan suara melalui SMS sangat sedikit. Namun, setelah mantan wakil presiden itu memimpin kampanye, perolehan suara meningkat tajam. Dalam sehari bisa terkumpul 1.000 SMS memilih Komodo.

"Setelah kami hitung-hitung, Komodo ini kan terlambat voting melalui SMS, sementara finalis lain sudah sejak beberapa bulan yang lalu. Lalu, Pak JK bilang 'kalau begini Komodo tidak bisa menang nih'," Emmy mengisahkan.

Padahal, pada tahun 2007 dalam kompetisi keajaiban dunia buatan manusia, ada finalis yang menang karena berhasil menyalip dalam waktu dua minggu terakhir.

Akhirnya, JK memanggil pimpinan operator Telkomsel, Indosat, dan pemimpin media massa untuk mencari solusi. "Pak JK bilang pada saat itu kalau begini Komodo kalah. Supaya bisa menang, Pak JK bilang SMS harus nol," kata Emmy.

Akhirnya, kedua operator tersebut berunding. Lalu disepakatilah tarif SMS melalui Indosat nol rupiah, sedangkan Telkomsel 1 rupiah. Selain itu, JK juga meminta media massa untuk membantu mengkampanyekan Komodo.

"Untuk Indonesian Idol saja, Rp2.000 tidak dipermasalahkan, nggak ada yang bertanya untuk apa uangnya. Tapi kok Rp1 dipertanyakan untuk apa," tuturnya. "Itu uang tidak ada yang masuk ke kami. Itu uang operator. Tanya saja ke operator, uang itu mau diapain." 

Yang jelas, kata Emmy, sistem itu berjalan bagus. Sejak itu jutaan SMS langsung masuk per hari, digenjot liputan media massa, televisi, media online, cetak dan radio. "SMS yang masuk bisa melebihi 10 juta per hari," kata Emmy.

Emmy justru mempertanyakan motif di balik pernyataan Dubes Djoko yang menyoal Yayasan New7Wonders dan sistem pemungutan suaranya. "Kok, dia bisa ngotot begitu. Ada apa sih sebenarnya?" tanya Emmy, sengit.

Baca wawancara VIVAnews.com selengkapnya dengan Dubes RI untuk Swiss Djoko Susilo di sini. (kd)