Ryamizard: Tangkap Penembak di Papua

Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu serahkan pedang pada perwira junior
Sumber :
  • Antara/ Anis Efizudin

VIVAnews - Dua anggota Brimob tewas dalam baku tembak di Papua. Menanggapi hal itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Ryamizard Ryacudu, mengatakan harus ada tindakan tegas, yaitu berupa penangkapan terhadap pelaku penembakan.

"Kalau ditembaki, kalau kita tahu pelakunya, segera tangkap. Enak saja mereka nembak-nembak. Harus ditangkap," kata Ryamizard, di sela-sela seminar yang digelar Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI POLRI (FKPPI) Bali, di Denpasar, Sabtu 3 Desember 2011.

Menurutnya, pemilik senjata berapi saja harus ditertibkan, apalagi menyerang aparat keamanan. "Di Bali atau di Jakarta, memiliki senpi tanpa izin ditangkap kok. Apalagi menembak," ujarnya.

Saat ini, menurut Ryamizard, situasi di Papua memang sangat tak menguntungkan. Namun, tetap harus ada ketegasan. Hal tersebut  berupa keyakinan sikap bahwa Papua bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  "Papua bagian dari NKRI dan itu harga mati. Tidak ada lagi kata merdeka dan lain sebagainya," kata Ryamizard.

Terkait, dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua, Ryamizard menegaskan, kalau HAM juga harus memayungi seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya segelintir orang.

"HAM kita Pancasila, jelas itu. Dua ratus tujuh puluh tiga juta rakyat Indonesia, itu kalau HAM mau diberlakukan setara, bukan hanya untuk kepentingan satu atau dua orang saja. Jangan sampai satu, dua, tiga orang mengalahkan 237 juta rakyat atas nama HAM.  Jadi, TNI harus ada di depan melindungi itu," kata Ryamizard.

Laporan : Bobby Andalan | Bali