Korban Versi Komnas Meninggal Karena Sakit

Massa bentrok di Bima, NTB
Sumber :
  • ANTARA/Rinby

VIVAnews - Ada perbedaan jumlah korban tewas bentrok di Bima, Nusa Tenggara Barat. Versi Polri, korban tewas ada dua orang sementara Komisi Nasional HAM ada tiga orang. Menurut Polri, satu korban tewas versi Komnas HAM itu meninggal karena sakit.

Korban yang jadi persoalan ini adalah Syarifudin Ar Rahman, 32 tahun. "Dari keterangan kakak kandung, Hasanudin,  menjelaskan adiknya meninggal dunia karena sakit perut," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 5 Januari 2012.

Data itu, kata dia, didapatkan kepolisian dari hasil penyelidikan, dan kerjasama dengan sejumlah pihak seperti bidan desa, dokter  puskesmas Lambu, Polrim dan RS Bima. Mereka menyebutkan pada tanggal 24 Desember 2011 ada satu orang meninggal dunia, di dusun Solok, Lambu.

"Sejak tanggal 24 pagi dan tidak ikut berunjuk rasa. Hasanudin bersama adiknya yang sakit perut sejak jam tujuh, meninggal jam tiga sore. Tidak kemana-mana," terangnya.

Saud menambahkan pihaknya belum tahu jika Syarifudin juga masuk dalam hitungan Komnas HAM. Menurut data yang dia peroleh sampai meninggal pukul 15.30 WIT dan dikubur 25 Desember 2011 esok harinya, yang bersangkutan tidak dibawa ke rumah sakit.

"Kami jelaskan karena ada data kesimpangsiuran, Komnas HAM ada tiga orang. Kita tidak boleh membingungkan rakyat," ucap Saud.

Sebelumnya, Komnas HAM memastikan adanya pelanggaran HAM dalam kasus pembubaran demonstran di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Pelanggaran HAM itu dilakukan polisi sampai menghilangkan nyawa manusia. Dalam pengusutan Komnas HAM, tiga korban tewas dalam bentrok itu. (eh)