Dapat SMS dari Akil, Ini Tanggapan Dua Petinggi Golkar
Kamis, 24 April 2014 - 22:38 WIB
Sumber :
- Antara/ Fanny Octavianus
VIVAnews -
Sidang kasus dugaan suap dalam penyelesaian sengketa Pilkada di berbagai wilayah dengan terdakwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, masih berlangsung hingga malam ini, Kamis 24 April 2014.
Sidang yang berlangsung di Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Kuningan, Jakarta Selatan ini mendengarkan keterangan dari 8 orang saksi, yaitu Tubagus Chaeri Wardana, Ratu Atut Chosiyah, Idrus Marham, Setya Novanto, Kurrotul Aini, Asep Bardan, Mochammad Armansyah, Agah Mochamad Noor, dan Hambali.
Baca Juga :
Namun Idrus memilih untuk tidak menghiraukan pesan yang disampaikan Zainuddin Amali tersebut. Karena menurutnya, Golkar memang sudah menang telak di Jawa Timur.
"Karena setahu saya kemenangan Sukarwo dan Saifullah Yusuf di Jatim itu sudah lebih dari satu juta suara, jadi tidak ada yang gawat. Makanya saya sampaikan apa yang terkait SMS itu tidak usah ditanggapi dan diam saja," ucap Idrus.
Pernyataan Idrus ini diamini oleh Setya Novanto. Ia memerintahkan Zainnudin Amili untuk tidak mengurusi SMS dari Akil tersebut. "Saya langsung bilang Zainnudin Amili nggak usah urus-urus itu," ucap Setya.
Dalam persidangan ini, baik Idrus maupun Setya juga mengatakan bahwa Akil tidak pernah meminta uang kepada mereka. "Tidak ada permintaan uang dari Pak Akil," ucap Idrus. "Benar kata Pak Sekjen, tidak ada permintaan uang dari Pak Akil," ucap Setya mengiyakan pernyataan Idrus.
Hingga berita ini diturunkan, sidang masih berlangsung dengan agenda mendengarkan kesaksian dari Tubagus Chairi Wardana (Wawan) mengenai komunikasinya dengan Akil Mochtar dan Ratu Atut Choisiyah terkait penyelesaian perkara sengketa Pilkada di beberapa kabupaten di provinsi Banten.
Sidang rencananya masih akan terus berlangsung untuk mendengarkan kesaksian dari beberapa pegawai Wawan di perusahaannya, dan Ratu Atut Choisiyah selaku mantan gubernur Banten yang proses Pilkada di daerahnya disengketakan. (eh)