Kontrasepsi untuk Anjing Jadi Cara Tekan Rabies
Senin, 29 September 2014 - 11:55 WIB
Sumber :
VIVAnews
- Penularan rabies dari gigitan anjing ke manusia masih saja terjadi meskipun angkanya sudah relatif turun. Berdasarkan laporan Kerja Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2LP), kasus rabies di Indonesia mengalami penurunan hingga 90 persen sejak tahun 2010-2014.
Namun demikian penyakit ini perlu terus diantisipasi mengingat pertumbuhan populasi anjing liar yang tidak terkontrol terus bertambah. Tindakan pengendalian populasi anjing untuk pengendalian rabies sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.
Kebanyakan tindakan dilakukan menggunakan metode pengendalian populasi yang kejam karena minimnya pengetahuan dan rasa takut terhadap rabies, seperti dengan memberikan racun, menyetrum, dan menenggelamkan anjing.
“Metode yang tidak manusiawi dengan membunuh atau meracuni bukan menjadi solusi etis dan terbukti gagal dalam mengendalikan populasi anjing,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Drh. Aris Junaidi, Ph.D., Senin 29 September 2014.
Aris menegaskan pengendalian populasi anjing bisa dilakukan dengan cara yang lebih manusiawi yakni dengan metode kontrasepsi. Untuk populasi anjing dalam jumlah besar, lanjutnya, metode kontrasepsi non-operasi dengan implan Deslorelin lebih tepat diterapkan.
Pasalnya metode ini memiliki prosedur yang sederhana, tidak membutuhkan pembiusan dan perwatan pasca operasi.
“Aplikasinya pada anjing jantan karena mereka aktif secara seksual sepanjang tahun,” terang pria kelahiran Purworejo, 4 Juni 1963 ini.
Superagonis Gonadotrophin Releasing Horomone (GnRH) Deslorelin dalam bentuk slow release implan dapat memberikan efek sterilitas pada anjing jantan maupun betina delam 1 tahun. Sementara reimplantasi akan memberikan efek yang sama yaitu menekan fertilitas selama 1 tahun dan bersifat reversible.
“Metode ini menawarkan strategi kontrol populasi anjing sebagai upaya menekan kasus rabies di Indonesia,” katanya.
Baca Juga :