Mereka Perempuan Hebat Selain RA Kartini

Aktivis Perempuan Tolak Korupsi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Sudah menjadi tradisi setiap tanggal 21 April, Indonesia selalu memperingati tanggal ini sebagai hari penghormatan untuk Raden Ajeng Kartini. Hari lahir perempuan asli Jepara yang hadir pada 1879 ini menjadi inspirasi perjuangan emansipasi perempuan di seluruh Indonesia.

Putri Bupati Jepara yang fasih berbahasa dan tulis Belanda itu dianggap menjadi figur penggerak perubahan nasib para perempuan. Meski begitu, di balik tersohornya nama Kartini dan sejumlah kontroversi di balik kisahnya, Indonesia memang memiliki sejumlah perempuan tangguh yang juga hebat layaknya Kartini.

Dikutip dari berbagai referensi, berikut sejumlah nama perempuan tangguh tersebut:

1. Dewi Sartika
Perempuan asli Jawa Barat kelahiran 1884 ini dinilai berhasil mendirikan sekolah yang dinamakan Sakolah Kautamaan Istri pada 1910. Sekolah ini bahkan tak cuma didirikan di Kota Bandung, namun juga hingga di luar Bandung.

Pemiliki nama lengkap Raden Dewi Sartika ini lahir di Bandung pada 4 Desember dan wafat di Tasikmalaya pada 11 September 1947. Hingga kini namanya harum sebagai tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan.

2. Rohana Kudus
Perempuan tangguh asal Padang, Sumatera Barat ini lahir pada 20 Desember 1884. Sosoknya dikenal sebagai perempuan wartawan Indonesia.

Sebab ia adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Pada zamannya, Rohana tidak bisa mendapatkan pendidikan formal. Namun, ia rajin belajar dengan ayahnya Mohamad Rsjad Maharadja Soetan. Karena itu, ia pun fasih menulis dan membaca dengan berbahasa Belanda, Arab, Latin, dan Arab Melayu.

Kakak tiri dari Soetan Sjahrir, perdana menteri Indonesia, ini wafat di Jakarta pada 17 Agustus 1972 dalam usianya 87 tahun.

3. Sultanah Safiatuddin Johan
Anak tertua dari Sultan Iskandar Muda di Aceh ini terkenal sebagai sosok yang sangat pintar. Selain piawai berbahasa Aceh dan Melayu, ia juga menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol, dan Urdu.

Perempuan yang memiliki nama sebelumnya Putri Sri Alam ini diketahui lahir pada 1612 dan sempat memerintah pada 1641 hingga 1675 menggantikan suaminya yang wafat. Pada masanya juga Sultanah dikenal sebagai inisiator berdirinya perpustakaan di Aceh.

4. Siti Aisyah We Tenriolle
Perempuan satu ini dikenal mahir dalam pemerintahan dan piawai dalam bidang kesusastraan. Terlahir di Sulawesi Selatan dan menjadi perempuan yang menulis lebih dari 7.000 halaman folio berjudul Epos La-Galigo.

Tahun 1908, ia juga mendirikan sekolah pertama di Tanette atau Bone, yang menjadi cikal bakal pendidikan modern pertama yang dibuka untuk anak-anak laki-laki maupun perempuan.

Perempuan asli suku Bugis ini lahir pada 1855 dan wafat pada 1919 di tanah lahirnya di Desa Pancana Tanette ri Lau. (art)