Kolaborasi Tradisi, Wayang Sawah Jadi Penyuluh Pertanian

Wayang Potehi di Mall Ciputra
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
- Ratusan petani dan warga di Dusun Bulak Dobangsan Desa Giripeni Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta, terlihat antusias menyimak pertunjukan wayang sawah yang digelar di areal persawahan warga, Selasa 9 Juni 2015.


Acara yang dikemas dalam tradisi Wiwitan itu, menjadi kali pertama pertunjukan wayang yang memang dibuat khusus dengan menyajikan tokoh bukan seperti wayang umumnya.


"Pertunjukan ini adalah kali pertama digelar. Kami ingin mencoba berkolaborasi tradisi lokal dengan kekinian. Jadi mengedukasi warga tentang pertanian lewat wayang," ujar penggagas wayang sawah, Untung Suharjo.


Sebab itu, guna menyesuaikan dengan pesan yang hendak disampaikan ke petani, maka seluruh tokoh yang ditampilkan adalah tokoh yang akrab dengan keseharian petani. Seperti ular, tikus, burung hantu, onggo-onggo, atau sejenis laba-laba dan juga para petaninya.


Ki Sugana, dalang pertunjukan wayang sawah, mengaku cukup kesulitan di awal, saat memainkan wayang dalam tokoh dan cerita yang berbeda. Meski begitu, ia sangat mengapresiasi ide para warga tersebut.


Menurutnya, media wayang bisa membantu sosialisasi tentang pertanian jauh lebih baik bagi petani lokal ketimbang dengan metode biasanya.


"Ini betul-betul menarik. Baru kali ini, selama mendalang saya membawa cerita tokoh-tokoh wayang sawah ini. Saya kira, ini patut dipertahankan. Kolaborasi tradisi dan kekinian layak dicontoh," ujar Sugana.


Dari pengakuan warga, metode wayang sawah tersebut dalam mensosialisasikan tentang pertanian, memang menarik dan gampang dimengerti.


Sejumlah tokoh dan jalan ceritanya pun sangat berkaitan dengan keseharian petani. "Selama ini, kami kan pakai penyuluh, jadi kadang ada bahasa yang tak dimengerti. Nah, lewat wayang ini, semua bisa tahu dan faham. Mudah-mudahan ini bisa digelar lagi," ujar salah seorang warga Siti Solikhah


Prasetyowati/Kulonprogo (asp)