8 Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Indonesia: Dari Nyorog Sampai Megibung

Padusan Boyolali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

VIVA – Ramadhan 1445 H akan segera datang, sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, tak heran jika banyak masyarakat Indonesia yang antusias untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini,

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini, ada beberapa tradisi unik di Indonesia yang berbeda-beda. Namun, memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas datangnya bulan puasa Ramadhan ini. Berikut 8 tradisi unik yang di lansir dari laman Kemenparekraf, pada Kamis, 7 Maret 2024.

1. Nyorog (Jakarta)

4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur

Parsel

Photo :
  • 1001peluangusaha

Nyorog atau memberikan bingkisan makanan kepada keluarga yang lebih tua, merupakan tradisi suku betawi. Tradisi menyambut bulan suci Ramadhan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan menjalin silaturahmi guna mempererat tali persaudaraan.

Meninggalnya Babe Cabita Ternyata Bikin Para Sahabat Iri, Kok Bisa?

2. Cucuruk (Jawa Barat)

Bacapres Ganjar Pranowo dan istri ngeliwet bareng warga di Cianjur

Photo :
  • Istimewa

Tradisi ini biasanya diisi dengan berkumpul dan makan bersama keluarga, beralas daun pisang dengan duduk lesehan. Menu yang disajikan mulai dari ikan asin, nasi liwet, serta sambal dan daun lalapan. Menurut kepercayaan sunda, hal ini menjadi momen silaturahmi dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

3 Padusan (Yogyakarta)

Padusan Boyolali

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Padusan atau dalam bahasa Jawa ‘mandi’ sebagai bentuk tradisi penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Padusan memiliki makna sebagai momen untuk intropeksi diri atas kesalahan yang pernah dibuat. Sehingga bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.

4 Marpangir (Sumatra Utara)

Daun Pandan

Photo :
  • Pixabay/ Sarangib

Tradisi marpangir dilakukan masyarakat Sumatra Utara sebagai bentuk membersihkan diri sebelum masuk bulan Ramadhan. Tradisi ini dengan mandi secara tradisional dengan menggunakan dedaunan atau rempah. Seperti daun pandan, daun limau, jeruk putut, daun pandan, daun serai, bunga mawar, kenanga, akar wangi dan bunga pinang sebagai wewangian.

5. Malamang (Sumatra Barat)

Pekerja menyelesaikan proses pembakaran makanan berbahan dasar beras ketan atau lemang bambu di kawasan Senen, Jakarta, Selasa, 7 Mei 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Masyarakat lokal melakukan tradisi malamang saat menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Tradisi ini dilakukan dengan membuat makanan tradisional lemang, yang memiliki tujuan untuk memupuk rasa kebersamaan antar masyarakat Minangkabau.

6. Meugang (Aceh)

Meugang Aceh

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rahmad/ama/17

Meugang sebuah tradisi menyambut bulan ramadhan yang sudah dilakukan sejak zaman kerajaan Aceh abad ke-14. Tradisi ini diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing atau kerbau sehari sebelum bulan Ramadhan dan disantap bersama keluarga, kerabat atau anak yakit piatu. Tradisi ini juga berlaku pada saat menyambut bulan idul adha.

7. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Ilustrasi lilin

Photo :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

Tradisi menyambut Ramadhan ini dilakukan dengan menyalakan pelita tradisional,  terbuat dari buah kemiri dan ditumbuk dengan kapuk lalu dililitkkan pada potongan bambu. Pelita tersebut ditempel di pagar, pintu masuk hingga dapur. Menurut kepercayaan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan, kesehatan dan umur panjang sehingga bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.

8. Megibung (Bali)

sorot bali lebaran - tradisi Megibung Kepaon Bali

Photo :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Umat muslim  yang berada di Karangasem Bali, memiliki tradisi dengan melakukan kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar. Tradisi ini memiliki tata penataan yang unik, yaitu nasi akan diletakan di wadah yang disebut dengan gibungan sedangkan lauknya disajikan di alas karangan. Menurut kepercayaan hal ini sebagai bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya