Bikin Onar di Bali, Bule Prancis Ditembak Mati

Ilustrasi pistol.
Sumber :
  • AP Photo/ Tim Hales

VIVA.co.id – Kepolisian Bali menembak mati seorang bule asal Prancis bernama Amokrane Sabet. Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto menuturkan, Amokrane sedianya hendak dijemput baik-baik di tempat tinggalnya di Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.

Kapolsek Kuta Utara Komisaris I Wayan Arta Ariawan, Kepala Bidang Penindakan Imigrasi Bandara Ngurah Rai M Soleh, beserta beberapa anggota Brimobda Polda Bali Kompi II Batalion B dan Dalmas Polda Bali, ikut melakukan penjemputan.

Namun pria berbadan tinggi kekar itu melakukan perlawanan. Ia keluar rumah sembari memegang pisau, dan kemudian menyerang anggota kepolisian. Tercatat, satu anggota kepolisian terkena tusukan Amokrane.

Menurut Kapolda, izin tinggal Amokrane di Indonesia telah habis sejak September tahun lalu. Namun ia tetap tinggal di Indonesia secara ilegal. Tak hanya itu, Amokrane juga sering berbuat onar.

Ia sering pergi makan di restoran dan tak mau membayar. Ia juga sering mengajak turis lain bertengkar. Pernah suatu ketika Amokrane 'meminjam' istri turis yang tengah berlibur di Bali, untuk menemaninya tidur.

"Selain izin tinggal yang sudah habis, dia juga sering berbuat onar. Misalnya, makan di restoran tidak pernah mau membayar. Begitu ditagih, dia marah-marah dan menantang," kata Sugeng, Senin, 2 Mei 2016.

Selain itu, Amokrane juga sering mengancam membunuh warga, dan mencaci-maki dengan kata kasar tanpa alasan jelas.

Sugeng menuturkan, tersangka pernah dipanggil Polsek Kuta Utara beberapa kali. Namun, panggilan kepolisian itu tak pernah dihiraukan. Bahkan, surat panggilan terakhir polisi disobek-sobek oleh pria yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato itu.

Menurut Sugeng, tindakan tegas kepolisian diambil lantaran Amokrane menyerang dan menikam anggotanya. Tembakan peringatan yang diberikan tak membuat tersangka takut.

Amokrane akhirnya tewas di tempat setelah diterjang timah panas.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Konjen Perancis sebelum penjemputan. Soal tindakan tegas kepolisian karena yang bersangkutan melawan, bahkan menyerang anggota kami saat hendak diamankan," jelas Sugeng.