Saksi: Bom Meledak di Bangku Tengah Gereja Santo Yosep

Pelaku bom bunuh diri di Gereja Santo Yosef Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8/2016). Bom bunuh diri ini gagal meledak saat pelaku membawa ransel dan hendak mengejar pastor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – Sebuah percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Kota Medan, Sumatera Utara, membuat geger publik pada Minggu, 28 Agustus 2016.

Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini. Namun seorang pastor bernama Albert Pandingan terluka karena serangan senjata tajam milik pelaku bom bunuh diri.

Dari keterangan seorang jemaat Gereja Santo Yosep, Nico Pasaribu, hari itu, seperti hari biasa bagi umat nasrani untuk ke gereja. Ratusan jemaat telah memenuhi Gereja Santo Yosep sejak pagi dan duduk rapi mendengarkan khotbah pastor yang berada di altar.

"Seingat saya sekira pukul 08.27, tiba-tiba ada suara ledakan di bangku sebelah tengah. Jemaat pun panik dan berhamburan," kata Nico, Minggu.

Ledakan keras itu, menurut Nico, memang tak diduga. Di tengah kepanikan jemaat yang berlarian itulah kemudian muncul seorang pria.

"Pelaku muncul di tengah kepanikan jemaat. Ia membawa pisau dan kapak mengejar dan menyerang pastor," kata Nico.

Ketika itu, kata Nico, pastor pun ikut menyelamatkan diri dari kejaran pelaku. Namun nahas, sabetan senjata tajam tetap melukai lengan bagian kirinya.

"Sejumlah jemaat yang menyaksikan itu pun langsung mengejar pelaku dan memukulinya," kata Nico.

Kini, pelaku yang belakangan diketahui bernama Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) telah menjalani pemeriksaan polisi. Belum diketahui motif pasti mengapa pemuda yang baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kota Medan itu nekat melakukan aksi bom bunuh diri.

Sadath Ardiansyah/Medan