Dugaan Kerusakan Hutan, Bupati Garut Klarifikasi BKSDA

Sebanyak 10 prajurit tempur Batalion Infanteri Raiders 303 mengarungi Sungai Cimanuk untuk mencari korban banjir bandang di Garut, Jawa Barat, pada Senin, 26 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diki Hidayat

VIVA.co.id – Bencana alam banjir bandang yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. 34 korban tewas, 19 korban hilang, serta ratusan rumah rusak dan hilang. Bupati Garut, Rudy Gunawan, akan memanggil Perum Perhutani dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut membahas dugaan terjadinya penggundulan hutan yang diduga menjadi pemicu bencana itu.

Menurut Rudy, total lahan hutan di Kabupaten Garut, seluas 200 ribu hektar merupakan lahan hutan milik Perum Perhutani, BKSDA serta perkebunan, diantaranya 20 ribu hektar dalam kondisi kritis.

"Ya, kami akan mengundang meminta klarifikasi terkait beberapa titik lahan hutan yang kini menjadi perkebunan rakyat," ujarnya Senin 3 Oktober 2016.

Lahan hutan lainnya di sejumlah tempat di wilayah Garut Selatan, saat ini dalan kondosi sangat kritis dan menjadi tanggung jawab Perum Perhutani dan BKSDA untuk memulihkannya, sehingga Pemerintah Kabupaten Garut perlu mengundang kedua lembaga tersebut.

"Seperti contoh di Kecamatan Pakenjeng, terdapat 500 hektar lahan yang ditebang untuk dibuat jalan dan dibiarkan oleh Perum Perhutani," ungkap Rudy.

Lanjut Rudy,  di samping itu alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi hutan produksi. Pihaknya akan kerja sama dengan pihak Polda Jabar untuk mengusut tuntas oknum-oknum aparat yang melakukan perusakan hutan.

"Yang jelas kami Pemerintah Kabupaten Garut mendukung penegakan hukum bagi oknum perusak hutan," ujarnya.