Ketum PBNU: Demo Mubazir, Lebih Baik Cari Uang

Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta pada Jumat, 14 Oktober 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Ketua Umumnya, Prof KH Said Aqil Siradj, melarang umatnya untuk melakukan aksi demo lanjutan yang direncanakan pada 25 November 2016 mendatang. Ia bahkan menyebut hal itu sebagai hal yang bersifat mubazir.

"Demonstrasi itu menghabiskan, satu waktu, kedua umur. Betapa baiknya kalau digunakan untuk hal yang produktif, belajar, kerja atau cari uang. Demo ini menghabiskan waktu, energi, ongkos biaya, tenaga, pikiran, yang menurut Islam mubazir," kata Said Aqil di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis, 17 November 2016.

Ia menegaskan, ada baiknya jika umat Islam seluruh Indonesia mengawal seluruh proses hukum yang menyeret Gubernur nonaktif Basuki Tjahja Purnama atau Ahok atas kasus dugaan penistaan agama.

"Toh, tuntutan NU, Muhammadiyah, MUI sudah jelas yaitu mengawal proses hukum dan itu sudah berjalan dan kita percaya kepolisian akan bekerja dengan baik," katanya.

Said Aqil berharap agar proses peradilan dijalankan secara adil dan objektif sehingga tidak menimbulkan gejolak lagi di lapangan. 

"Proses yang sudah berjalan ini mari kita kawal, agar ditangani dengan objektif, adil transparan berdasarkan saksi-saksi dan fakta, kita percaya kepada aparat penegak hukum," katanya.