Hari-hari Terakhir George Junus Aditjondro
- Antara/ Regina Safri
VIVA.co.id – Sebelum meninggal, aktivis, peneliti, dan penulis George Junus Aditjondro ternyata dijadwalkan menghadiri sejumlah agenda pekan ini. Oleh sejumlah sahabatnya, George Aditjondro diagendakan hadir di Konferensi Penulis Internasional yang akan digelar di Universitas Tadulako, Palu, pekan depan.
Dalam konferensi internasional itu, sejumlah karya-karya George Aditjondro termasuk buku "Gurita Cikeas" akan diulas. George sempat mengaku sangat bersemangat dan siap untuk hadir.
“Pak George bilang dia akan hadir di konferensi itu. Tapi Tuhan berkata lain, Beliau sudah dijemput lebih dahulu sebelum karyanya dipamerkan di depan publik,” kata Erna Tenge, istri mendiang George Aditjondro di rumah duka, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 10 Desember 2016.
Menurut Erna Tenge, sejumlah sahabatnya baik aktivis maupun pegiat literasi di luar maupun di dalam negeri sudah mengonfirmasi akan hadir di konferensi tersebut. Namun, kini mereka harus menghadiri pemakaman penulis yang dikenal kritis terhadap rezim pemerintahan tersebut.
“Meski telah dipanggil Tuhan, tapi teman-teman panitia mengaku akan tetap memamerkan karya-karya Pak George,” kata Erna.
Sementara itu, sahabat dekat George Aditjondro, Aryanto Sangadji yang juga ketua Yayasan Tanah Merdeka (YTM) mengaku terkejut dengan kepergian sang aktivis. Menurut Aryanto, sebelum sakit hingga akhirnya berpulang, George masih aktif dan kerap berdiskusi dengan kawan-kawannya dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat.
“Bahkan minggu lalu sebelum akhirnya masuk rumah sakit, Bung George masih ikut mendiskusikan beberapa hal,” kata Aryanto.
Hingga akhirnya, Kamis 8 Desember 2016, Erna Tenge istri George menghubungi Aryanto Sangadji memberitahukan bahwa George Aditjondro sesak napas di rumahnya. Aryanto kemudian bergegas dan membawanya ke Rumah Sakit Bala Keselamatan Palu.
“Masih sempat membaik di hari kedua karena saat menjenguk, saya lihat Bung George sangat bersemangat dan wajahnya ceria. Tapi tadi subuh pukul 05.30 Wita istrinya menelepon dan memberitahu kepergian beliau,” kata Aryanto sedih.
George Junus Aditjondro memilih untuk pindah ke kampung halaman istrinya di Palu, Sulawesi Tengah setelah sempat mengajar di Yogyakarta mulai 2014. Selama itu memang George kerap diserang penyakit termasuk stroke. Sejak 2014 pula, mantan wartawan Tempo ini menjalani berbagai terapi termasuk terapi herbal dan natural di Palu.