Eks Ratu Waria: LGBT Selalu Jadi Komoditas Politik

Ilustrasi kelompok LGBT
Sumber :
  • VIVA/spectrum.com

VIVA – Merlyn Sopjan, Ratu Kecantikan Putri Waria Indonesia 2006, membuka suaranya tentang polemik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Dia mengaku mengamati bahwa isu LGBT selalu menjadi komoditas politik, terutama menjelang pilkada dan pemilu.

Merlyn mengatakan itu merespons kontroversi tentang pernyataan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang menyebut ada lima fraksi di DPR yang setuju LGBT dan mau melegalkannya melalui undang-undang.

Isu LGBT ini selalu menjadi komoditas, seperti musim kemarau dan musim hujan, saat musim pilkada dan pemilu presiden," katanya dalam program Indonesia Laywers Club tvOne pada Selasa malam, 23 Januari 2018.

Aktivis kesetaraan hak-hak kelompok waria itu mengkritik sebagian besar kalangan yang menganggap LGBT sebatas isu seputar penyimpangan seksual. Padahal, katanya, hal yang lebih diutamakan bagi kalangan pegiat LGBT adalah pengakuan kesetaraan sebagai manusia dan warga negara.

Merlyn, yang mengaku telah lebih 40 tahun bergiat memperjuangkan kesetaraan LGBT, mengungkapkan betapa selama ini kaumnya sering didiskriminasi dalam masyarakat, susah mendapatkan pekerjaan yang layak. Tetapi masyarakat, terutama para pemangku kebijakan, selalu menganggap kaum LGBT menuntut pelegalan pernikahan sejenis.

"Saya waktu umur dua puluh tahun, ikut Kongres LGBT di Malang, sampai hari ini saya menjadi aktivis HAM, tidak ada menuntut pernikahan sejenis," katanya. "Jangan yang sejauh itu (menuntut pelegalan pernikahan sejenis), untuk hidup saja susah."