Bamusi: PDIP Tampilkan Islam Ramah, Bukan yang Marah

Pengurus Bamusi di Rakernas PDIP di Bali, Sabtu, 24 Maret 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Eduward Ambarita

VIVA – Organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi)  menegaskan PDIP sebagai organisasi yang peduli kepada umat Islam. Sayap partai di bidang keagamaan ini melihat ada kesalahpahaman di masyarakat belakangan ini, berupa fitnah dan hoaks di media sosial. 

Menurut Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Faozan Amar, anggapan PDIP memusuhi umat Islam salah kaprah dan dimanfaatkan oleh oknum tertentu. "PDI P itu partai nasionalis yang mampu menyelaraskan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan," kata Faozan saat memberikan keterangan pers di arena Rakernas III PDI Perjuangan, Bali, Sabtu malam, 24 Februari 2018.

Sebagai organisasi sayap partai di bidang keagamaan, Bamusi telah berdiri sejak tahun 2007 atas inisiasi mendiang Taufiq Kiemas yang juga suami dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. 

Bahkan nilai-nilai di Bamusi mengajarkan, Islam sebagai agama harus mengedepankan saling menghormati antar sesama manusia, bukan memaki apalagi membenci. 

Islam, menurut Faozan, adalah agama Rahmatan Lil Alamin. "Bicara tentang wajah Islam di PDI P adalah wajah Islam yang ramah, bukan yang marah. Jadi beda tipis, hurufnya hampir sama nih. Kasih sayang kepada semuanya tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan," katanya. 

Sementara itu, Sekretaris Umum PP Bamusi, Nasyirul Falah Amru, menyampaikan, organisasinya mewakili semua unsur kelompok Islam di Tanah Air.

Apalagi melihat komposisi kepengurusan di tingkat pusat, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mayoritas diisi oleh pengurus beragama Islam. 

Sekarang ini, menurut dia, yang menjadi tantangan ialah bagaimana membumikan lagi nilai-nilai agama kepada masyarakat secara santun.

"Pemilih kita hampir 80 persen adalah kaum muslimin. Struktur (kepengursan) kita 92 persen itu muslim. Artinya apa, sudah tidak ada suatu hal yang coba utak-utik lagi kalau PDI-P itu jauh dari Islam," kata pria yang akrab disapa Gus Falah ini.